Selain buku, Faisal juga aktif menulis artikel dan opini di berbagai media nasional, seperti Kompas, Tempo, dan The Jakarta Post. Tulisannya sering kali membahas isu-isu ekonomi terkini, mulai dari kebijakan fiskal hingga tata kelola energi.
Kepergian Faisal Basri meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, kolega, dan seluruh masyarakat Indonesia yang pernah tersentuh oleh pemikiran dan karyanya.
Sebagai seorang ekonom yang selalu berdiri di garis depan dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, warisan intelektualnya akan terus dikenang dan dihormati.
Faisal meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Rumah duka berada di Komplek Gudang Peluru Blok A 60, Jakarta Selatan, dan pemakaman akan dilaksanakan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, setelah Shalat Ashar.
Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi dunia ekonomi Indonesia, tetapi pemikiran dan kontribusinya akan terus hidup dan menginspirasi generasi penerus. []