Faisal Basri, ekonom senior yang dikenal atas pemikiran kritis dan dedikasinya untuk kemajuan Indonesia, telah berpulang di usia 65 tahun, meninggalkan warisan intelektual yang abadi.
BARISAN.CO – Dunia ekonomi Indonesia kembali berduka dengan berpulangnya Faisal Basri, sosok ekonom senior yang dikenal dengan pemikiran kritis dan sumbangsihnya terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9/2024) pagi di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, dalam usia 65 tahun.
Faisal Basri lahir di Bandung pada 6 November 1958. Sejak usia muda, ia menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu ekonomi.
Ketertarikan ini kemudian membawanya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), tempat di mana ia menempuh pendidikan sarjana. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Vanderbilt University di Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Master of Arts in Economics.
Faisal memulai karirnya sebagai pengajar di almamaternya, Fakultas Ekonomi UI, dan selama bertahun-tahun, ia menjadi salah satu pengajar dan pemikir ekonomi yang paling disegani di Indonesia.
Kepakarannya tidak hanya diakui di dunia akademis, tetapi juga di pemerintahan dan sektor swasta.
Pada tahun 2014, Faisal dipercaya memimpin Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah dalam sektor energi yang strategis ini.
Dalam perannya, Faisal dikenal sebagai sosok yang vokal dalam memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas.
Selain itu, Faisal Basri juga merupakan salah satu pendiri Institut for Development of Economics and Finance (Indef), sebuah lembaga think tank yang memainkan peran penting dalam memberikan analisis dan saran kebijakan ekonomi di Indonesia.
Melalui Indef, Faisal terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam perumusan kebijakan publik yang lebih adil dan berkelanjutan.
Faisal Basri tidak hanya dikenal sebagai ekonom dan pengajar, tetapi juga sebagai penulis yang produktif. Sejumlah karyanya telah menjadi rujukan penting bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas.
Beberapa buku yang ia tulis antara lain: Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah (2010). Buku ini membahas perjalanan ekonomi Indonesia dari masa kolonial hingga era modern, dengan analisis yang mendalam mengenai perubahan struktural dan kebijakan ekonomi.
Buku berjudul Menggugat Politik Ekonomi Orde Baru” (1995). Merupakan buku yang berisi kritik tajam terhadap kebijakan ekonomi di era Orde Baru, yang menurutnya menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi.
Selain itu juga, buku Peta Jalan Reformasi Ekonomi Indonesia (2007). Faisal Basri menawarkan pandangannya tentang arah kebijakan ekonomi yang seharusnya diambil Indonesia pasca-Orde Baru untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif.
Selain buku, Faisal juga aktif menulis artikel dan opini di berbagai media nasional, seperti Kompas, Tempo, dan The Jakarta Post. Tulisannya sering kali membahas isu-isu ekonomi terkini, mulai dari kebijakan fiskal hingga tata kelola energi.
Kepergian Faisal Basri meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, kolega, dan seluruh masyarakat Indonesia yang pernah tersentuh oleh pemikiran dan karyanya.
Sebagai seorang ekonom yang selalu berdiri di garis depan dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, warisan intelektualnya akan terus dikenang dan dihormati.
Faisal meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Rumah duka berada di Komplek Gudang Peluru Blok A 60, Jakarta Selatan, dan pemakaman akan dilaksanakan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, setelah Shalat Ashar.
Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi dunia ekonomi Indonesia, tetapi pemikiran dan kontribusinya akan terus hidup dan menginspirasi generasi penerus. []