barisan.co
  • BERANDA
  • Opini
  • Gaya Hidup
    • Lifestyle
    • Kesehatan
    • Kuliner & Wisata
  • Ragam
    • Edukasi
    • Sainstek
    • Sastra
    • Kontemplasi
  • Humaniora
    • Video
    • Viral
    • Infografis
    • Tokoh & Peristiwa
  • Khazanah
  • Ekonopedia
  • Quran
SUBSCRIBE
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Opini
  • Gaya Hidup
    • Lifestyle
    • Kesehatan
    • Kuliner & Wisata
  • Ragam
    • Edukasi
    • Sainstek
    • Sastra
    • Kontemplasi
  • Humaniora
    • Video
    • Viral
    • Infografis
    • Tokoh & Peristiwa
  • Khazanah
  • Ekonopedia
  • Quran
No Result
View All Result
barisan.co
No Result
View All Result
Home News

Filisida Mengintai Anak

Anatasia Wahyudi by Anatasia Wahyudi
31 Maret 2021
Reading Time: 3 mins read
Filisida Mengintai Anak

Kasus filisida yaitu membunuh anak sendiri semakin marak. Ilustrasi: shutterstock.

Share on FacebookShare on Twitter

BARISAN.CO – Desember tahun lalu, seorang Ibu membunuh tiga anak kandungnya di Nias Utara dikarenakan himpitan ekonomi. Sebelumnya, Ibu di Banten menganiaya anaknya hingga tewas karena kesulitan belajar daring.

Pada September tahun lalu, seorang ayah membunuh anak kandungnya saat mabuk. Kemudian, Oktober di tahun yang sama, ayah membunuh anak kandungnya karena halusinasi terpapar Covid-19.

Pertanyaan besar: kenapa orang-orang ini tega melakukan felicide (filisida—membunuh darah dagingnya sendiri)?

Berita Terkait

Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang

Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang

19 April 2021
Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi

Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi

19 April 2021

Belum ada data komprehensif mengenai kasus filisida di Indonesia hingga saat ini. Bahkan istilah filisida itu sendiri barangkali masih terdengar asing di telinga banyak orang.

Fenomena tersebut sebenarnya telah ada sejak zaman Yunani-Romawi di mana seorang ayah dibolehkan untuk membunuh anaknya sendiri tanpa hukuman. Seterusnya di zaman Arab jahiliyah, ada banyak pula kasus anak perempuan dibunuh setelah lahir karena anak perempuan dimengerti sebagai aib bagi keluarga.

Mengutip dari CNN, sebuah jurnal Forensic Science International mengamati kasus filisida antara 1976 hingga 2007, dan terdapat 500 kasus selama setahun di Amerika Serikat. Hampir 72 persen yang dibunuh oleh orangtuanya berusia 6 tahun atau lebih muda. Dan satu dari 3 korban merupakan bayi di bawah satu tahun.

Akan tetapi, lebih dari 13 persen korban sudah dewasa, antara usia 18 hingga 40 tahun. Sehingga dapat dikatakan, meski usia anak sudah cukup dewasa pun, bukan berarti ancaman filisida itu hilang.

Dari data yang ada, lebih dari 40 persen pelaku pembunuhan ini ialah ibu, sedangkan membunuh anak bersama ayahnya mencapai 57 persen.

Lebih mengejutkan ialah 90 persen korban merupakan anak biologis dan 10 persen sisanya dibunuh oleh orangtua tiri. Orangtua umumnya menggunakan cara memukul, mencekik, atau menenggelamkan anak mereka yang berusia di bawah umur sedangkan yang sudah dewasa, 72 persen orangtua menggunakan senjata api dalam melakukan pembunuhan.

Dikutip dari Psychiatric Times yang ditulis oleh Susan Hatters Friedman, Phillip J. Resnick, pada tahun 1969, dijelaskan lima motif yang menjelaskan alasan orangtua membunuh anak-anak mereka. Motif ini termasuk penganiayaan fatal, balas dendam pasangan, anak yang tidak diinginkan, altruistik, dan psikotik akut.

Alasan paling umum, seorang anak dibunuh oleh orangtua adalah penganiayaan yang fatal, hasil akhir dari penganiayaan atau penelantaran. Yang paling tidak umum adalah balas dendam pasangan, di mana orang tua membunuh anak untuk membuat orang tua lainnya menderita secara emosional.

Seorang anak yang tidak diinginkan dibunuh karena anak itu dipandang sebagai penghalang tujuan orangtua. Atau, secara altruistik, orangtua membunuh anak karena cinta. Orangtua ini mungkin membunuh anak mereka terkait dengan bunuh diri mereka sendiri atau untuk melindungi anak dari nasib yang lebih buruk daripada kematian.

Akhirnya, dalam kasus filisida psikotik akut, orangtua yang berada dalam pergolakan psikosis atau maniak membunuh anak itu tanpa alasan yang dapat dimengerti.

Pada saat anak menjadi korban pembunuhan oleh orangtuanya, acapkali fokusnya bukan terhadap korban melainkan pelaku. Padahal jauh lebih penting untuk memikirkan nasib anak-anak yang menjadi korban kekerasan yang berakhir dengan kematian di tangan orangtuanya.

Pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh rasa cinta terhadap anak, itu sangat tidak bisa dimaafkan karena jika memang cinta, mereka akan berusaha melindungi anaknya karena rasa cinta itu sendiri amat berharga dibandingkan rasa kehilangan.

Orangtua sepatutnya tak lagi menganggap bahwa anak adalah ‘hak milik’, seakan mereka adalah properti bukan makhluk bernyawa yang tidak memiliki perasaan. Sense of belonging (rasa memiliki) sejenis inilah yang barangkali berkontribusi besar terhadap filisida.

Indonesia perlu rasanya memiliki kolaborasi antarpihak yang berkepentingan di soal ini. Dari sinilah kita bisa mulai melacak masalah yang dihadapi oleh orangtua seperti apakah ada penyakit mental, kekerasan dalam rumah tangga, yang pada gilirannya berdampak terhadap anak-anak.

Memang ada berbagai alasan di balik setiap kejadian termasuk pembunuhan, namun bukan berarti menghilangkan nyawa seseorang dapat dibenarkan apalagi ini anak yang merupakan darah daging sendiri. Bagaimanapun juga, anak perlu dilindungi dan diberikan hak hidup seperti yang telah dituliskan dalam aturan konstitusi di negeri ini. []

Tags: FelicidefilisidaKekerasan terhadap anakMembunuh anak sendiri
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

Pos Terkait

Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang
News

Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang

19 April 2021

Lansia memang perlu diperhatikan dengan langkah afirmasi seperti ini

Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi
News

Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi

19 April 2021

Jangan sampai lengah, ikuti anjuran pemerintah

Enam Juta Dosis Bahan Baku Vaksin dari Sinovac Tiba di Indonesia
News

Enam Juta Dosis Bahan Baku Vaksin dari Sinovac Tiba di Indonesia

19 April 2021

Ini kedatangan kedelapan sejak 6 Desember 2020 silam.

Polri dan Interpol Buru Pria yang Mendaku Diri Nabi ke-26
News

Polri dan Interpol Buru Pria yang Mendaku Diri Nabi ke-26

19 April 2021

Ada baiknya segera ditindak.

Load More

FOKUS

Mengintip Beberapa Negara Mengelola Aturan Hak Cipta Musik
Fokus

Mengintip Beberapa Negara Mengelola Aturan Hak Cipta Musik

by Redaksi
16 April 2021
0

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken PP Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.

Read more
Singkat Cerita Pembajakan Musik di Indonesia

Singkat Cerita Pembajakan Musik di Indonesia

16 April 2021
Mengupayakan Titik Impas Antara Radio & Aturan Royalti

Mengupayakan Titik Impas Antara Radio & Aturan Royalti

16 April 2021

AKTUAL

4 Tips Orang Tua Menghadapi Anak Introvert
Lifestyle

4 Tips Orang Tua Menghadapi Anak Introvert

by Putri Nur
19 April 2021
0

Coba deh tips ini

Read more
Aktivis Muda Anti Perbudakan Itu Bernama Iqbal Masih

Aktivis Muda Anti Perbudakan Itu Bernama Iqbal Masih

19 April 2021
Resep Bubur Sumsum dengan Kreasi Biji Salak Ungu

Resep Bubur Sumsum dengan Kreasi Biji Salak Ungu

19 April 2021
Kepekaan

Pelatihan Ketajaman dan Kepekaan

19 April 2021
KH. Hasyim Asy’ari

7 Ramadan, Haul Sang Kiai KH. Hasyim Asy’ari

19 April 2021
Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang

Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang

19 April 2021
Mengenal Machali, Harimau Benggala Tertua di Dunia

Mengenal Machali, Harimau Benggala Tertua di Dunia

19 April 2021
Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi

Menkes: Jangan Sampai Kita Lengah terhadap Penyebaran Pandemi

19 April 2021
Enam Juta Dosis Bahan Baku Vaksin dari Sinovac Tiba di Indonesia

Enam Juta Dosis Bahan Baku Vaksin dari Sinovac Tiba di Indonesia

19 April 2021
Polri dan Interpol Buru Pria yang Mendaku Diri Nabi ke-26

Polri dan Interpol Buru Pria yang Mendaku Diri Nabi ke-26

19 April 2021

TRENDING

  • Sepak Terjang KPK Ibu Kota Bentukan Anies Cegah Korupsi di lingkungan Pemprov

    Sepak Terjang KPK Ibu Kota Bentukan Anies Cegah Korupsi di lingkungan Pemprov

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gunung Puntang, Ada Puing Sejarah Radio Terbesar di Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Petani Bertambah Banyak, Pendapatannya Turun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kado Ramadan untuk Lansia dari Komunitas Relawan Subang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Utang Luar Negeri BUMN Meningkat Pesat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Presiden Hapus Pendidikan Pancasila & Bahasa Indonesia? Begini Tanggapan Nadiem

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KH. Masagus Ahmad Fauzan Yayan, Lokomotif Perkembangan Islam Masa Kini di Palembang Darussalam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bidadari dalam Cahaya Putih – Cerpen Eko Tunas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PPDB 2021, Pemprov DKI Prioritaskan Seleksi Berbasis Domisili

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syiar Islam, PKB Ziarahi Makam Dewan Syuro Pertama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TENTANG KAMI

BarisanCo JNews

Media Opini Indonesia

  • Iklan
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik

Kategori

Follow Us

Facebook Twitter Instagram

© 2021 Barisan.co - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Opini
  • Gaya Hidup
    • Lifestyle
    • Kesehatan
    • Kuliner & Wisata
  • Ragam
    • Edukasi
    • Sainstek
    • Sastra
    • Kontemplasi
  • Humaniora
    • Video
    • Viral
    • Infografis
    • Tokoh & Peristiwa
  • Khazanah
  • Ekonopedia
  • Quran