Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Filosofi Wayang Kulit, Islam dan Media Dakwah

Redaksi
×

Filosofi Wayang Kulit, Islam dan Media Dakwah

Sebarkan artikel ini

Wayang mampu menyajikan gambaran lakon kehidupan umat manusia dengan berbagai persoalannya. Di tangan dingin Sunan Kalijaga inilah wayang menjadi titik temu nilai budaya Jawa dan Islam.

Jadi wayang bukan sekadar hiburan bagi masyarakat Jawa, akan tetapi menjadi media komunikasi yang memiliki alur cerita. Sehingga mampu memberikan informasi pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat.

Hal inilah yang memberikan keyakinan bahwa Islam orang Jawa tidak dapat lepas dari peran wayang sebagai jalur komunikasi dakwah. Wayang hikmah dari Sunan Kalijaga sebagai seorang dai yang pandai dalam bidang kesenian dan kebudayaan sebagai sarana dakwah.

Hakikat dan Filsafat Wayang

Berbicara tentang wayang selalu menjembataninya dengan filosifi wayang kulit itu sendiri. Sebab di ranah filsafat ada pengertian cinta dan kebijaksanaan. Sehingga filosofi wayang kulit mencerminkan kandungan cinta dan kebijaksanaan.

Hazim Amir dalam bukunya berjudul Nilai-nilai Etis dalam Wayang berpandangan bahwa wayang menawarkan ajaran filosofis yang bersumber pada ajaranajaran religius. Pandangan ini tercermin dipenjabaran yang termaktub dalam suatu konsep etika tradisional yang diekspresikan dalam suatau karya seni.

Pandangan filsafat jawa yang membahas wayang kulit dalam pembahasannya tidak ditemukan kesamaan pendapat dan pendirian. Karena titik tolaknya berlainan. Hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan karena justru sangat diperlukan karena perbedaan tersebut akan bersifat saling melengkapi satu dengan lainnya.

Wayang kulit sebagai pertunjukan dengan beragam peralatannya merupakan ungkapan dan penjabaran pengalaman religus. Meski pengalaman religus ini masih ada peran mitos dan ritus yang dala pada setiap lakon.

Namun jika ditelisik secara mendalam, seperti mitos yang digambarkan dalam pertunjukan wayang merupakan cerminan atau gamabaran kehidupan sesungguhnya.

Filosofi wayang kulit tercurahkan pada pertunukan dimainkan oleh dalang yang memegang perang penting dalam pengembangan budaya daerah dan terlebih kebudayaan nasional. Filosofi dapat dirasakan jika dalang meramu pertunjukan khas jawa yang bernama senggit yakni kemampuan dalang yang lahir dari kedalaman filsafat.

Filsafat wayang kulit adalah filsafat yang kompleks, karena ia adalah filsafat moral yang kongkret. Pada prinsipnya, wayang menawarkan jawaban yang simpel tentang hidup. Pandangan hidup orang Jawa lazim disebut kejawen atau yang dalam kesusasteraan jawa dinamakan ilmu kesempurnaan jawa/jiwa.

Ilmu kesempurnaan jiwa ini termasuk ilmu kebatinan dan dalam filsafat Islam disebut tasawuf atau orang Jawa menyebutkan suluk atau mistik.