Kamera analog Fujica M1 yang banyak dicari penggemar fotografi ini ternyata buatan anak bangsa dan pernah mendunia.
BARISAN.CO – Kamera merupakan alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Benda ini mampu mengabadikan suatu objek menjadi sebuah gambar dari proyeksi sistem lensa.
Kamera ditemukan pertama kali oleh Al Haitam atau Alhazen asal Irak sekitar tahun 1000 Masehi. Kala itu, kamera disebut sebagai camera obscura. Kata ini berasal dari bahasa latin “the dark chamber” yang artinya “ruang gelap”.
Jadi, kamera obscura merupakan sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau kotak yang bisa memantulkan cahaya dengan menggunakan lensa konveks dan menempatkan gambar objek eksternal pada sebuah kertas atau film.
Kini seiring waktu, kamera mengalami perkembangan dan tidak lagi memerlukan film. Pemotret pun dapat dengan mudah mengambil gambar dan memindahkannya ke dalam komputer. Meski begitu, ada saja orang yang berminat pada kamera era 80-an yang tidak memiliki fungsi digital.
Salah satu kamera analog yang banyak dicari adalah Fujica M1. Kamera ini memiliki body dari plastik dan terlihat unik. Kemampuannya biasa saja, tapi pernah ngetren di zamannya dan mendunia. Namun siapa yang menyangka, kamera ini merupakan karya anak bangsa.
Fujica diproduksi pada tahun 1983 oleh PT. Honoris Industry, sebuah sub perusahaan dari PT. Modern Photo Tbk yang telah menjadi distributor tunggal Fuji Film di Indonesia semenjak tahun 1971. Dari Pabrik PT. Honoris Industry yang terletak di Bekasi itu, Indonesia memproduksi kamera film pertamanya.
Kamera ini kemudian dijual bebas ke seluruh dunia setelah PT. Honoris membayar royalti kepada Fuji Film. Kita patut berbangga, karena kamera Fujica ini ternyata sangat digandrungi oleh pecinta fotografi dunia, bahkan pernah nge-hits sekali di Perancis.
Fujica M1 tersedia tiga warna, yakni hitam, merah dan putih. Kamera ini dilengkapi dengan blitz dan menyediakan dudukan flash eksternal yang memudahkan orang untuk mengambil gambar close up.
Kamera yang beratnya 180 gram ini, merupakan kamera yang low-end, dengan fokus tetap f8/42mm lensa fujinon dengan tiga elemen bukaan. Setting aperture dengan dua simbol cuaca, cloudy f/8 dan sunny f/11) dan setting aperture untuk lampu kilat, flash f/8.
Untuk shutter speed, hanya ada satu kecepatan rana sekitar 1/60 sampai 1/100 detik. Kamera ini mempunyai fokus hanya sekitar 0,5 meter sampai 2 meter. Kamera ini juga masih menggunakan film 135 sebagai media penangkap cahaya.
Dengan menggunakan kamera Fujica M1, Anda bisa mencoba lomografi. Tak perlu menggunakan kamera LOMO yang bahannya sama-sama plastik, tapi harganya jauh lebih mahal. Hasil gambar yang dihasilkan Fujica lebih unggul dibandingkan LOMO.
Hasil gambar Fujica, tidak tajam, namun justru itu yang menjadi ciri khas dari Fujica. Apalagi hasil gambarnya kerap vignette dengan ciri lingkaran gelap di sekeliling foto. Tentu saja tak kalah keren dengan kamera LOMO yang menghasilkan foto dengan warna dreamy.
Bagi Anda yang pertama kali menggunakan Fujica pasti akan sedikit bingung. Karena hasil gambarnya tidak sesuai dengan apa yang dilihat di viewfinder. Kalau dilihat dari posisinya, letak viewfinder-nya tidak sejajar dengan lensanya. Kondisi ini disebut parallax. Untuk mengatasinya, Anda tinggal menggeser beberapa senti setelah mendapat angel yang tepat.
Kamera Fujica M1 masih banyak ditemukan di pasaran. Bursa fotografi internet dan toko barang-barang bekas masih menjual kamera ini. Harga kelangkaannya terbilang cukup murah. Berkisaran Rp100 ribu hingga Rp500 ribu. Kalau Anda mencarinya di pasar barang-barang bekas bisa mendapatkan kamera ini dengan harga di bawah Rp.00 ribu.