Galeri Sewusiji didirikan budayawan Andi Kustomo di pinggiran kota Tegal bagian selatan, tempat penyelenggaraan pameran seni rupa Re-Discovery
ADA aroma anugerah, pada kafe atau galeri yang mewah. Mewah bukan sebarang mewah, tapi mewah dalam pengertian: meped sawah — berdempetan dengan sawah. Begitu pun Galeri Sewusiji di pinggiran kota Tegal bagian selatan.
Didirikan oleh budayawan Andi Kustomo, yang punya perhatian besar terhadap pengembangan seni budaya di kotanya, Tegal. Menempati bangunan berlantai dua, galerinya cukup representatif guna praktik apresiasi seni, khususnya seni rupa.
Mengawali usaha memberi oase seni budaya di Tegal dan pantura, Andi bertekad menyelenggarakan pameran seni rupa di galerinya. Kalau bisa setahun tiga kali, dan diutamakan pameran tunggal.
Dia mengaku sudah berkeliling menjajagi perupa, khususnya pelukis, di Tegal dan sekitarnya. Pada pikirnya, di bidang seni dan sastra Tegal tidak kalah dengan kota-kota lain. Wilayah Pantura menyimpan potensi perupa dan sastrawan.
Hingga pada gilirannya, untuk awal kiprahnya sebagai kurator, pilihan jatuh pada Eko Tunas. Maka dibukalah pameran tunggal Eko Tunas pada 5 hingga 14 Maret. Pameran itu bertema: Re Discovery.
Menurutnya, sebagai perupa Eko telah menemukan kembali kejatidirian sebagai pelukis. Mengingat setelah puluhan tahun, Eko lebih berkutat di bidang teater dan sastra.
“Kini Eko kembali menemukan keseharian dirinya sebagai pelukis.” Demikian simpul sambutannya, dalam malam pembukaan Galeri Sewusiji sekaligus pameran lukisan Eko Tunas.
Sebanyak 40 lukisan digelar, dengan penataan ditangani Wowok Legowo, seorang perupa jebolan STSRI “Asri” Yogya. Cukup apik, dengan antologisasi yang terukur dalam menginterpretasikan ke empat puluh lukisan.
Seperti diakui beberapa pengamat, lukisan-lukisan itu bergaya tersendiri. Satu corak kontemporer dengan gaya pop art. Diakui lukisan semacam itu merupakan genre baru di kota Tegal dan wilayah Pantura. Sehingga bisa terbaca, arah atau visi Galeri Sewusiji ke depan.
Budayawan Sisdiono Ahmad yang membuka pameran pada intinya mendukung penuh upaya Andi dalam kiprahnya, demi meningkatkan apresiasi seni budaya bagi masyarakat seumumnya. [Luk]