Scroll untuk baca artikel
Blog

Goa Grengseng, Surga Wisata Tersembunyi di Gunung Kidul

Redaksi
×

Goa Grengseng, Surga Wisata Tersembunyi di Gunung Kidul

Sebarkan artikel ini

Banyak tempat menarik di daerah kita sendiri, seperti Goa Grengseng, surga wisata tersembunyi di Desa Kemadang, Tanjung Sari, Gunung Kidul, Yogyakarta.

BARISAN.CO – Banyak dari kita yang memiliki mimpi untuk traveling ke tempat – tempat yang jauh. Tentang Wae Rebo yang unik, Gunung Rinjani yang megah dan Raja Ampat yang indah.

Selagi sibuk bermimpi itu, tahukah kita tentang hidangan khas daerah kita sendiri? Ada apa di gang kecil seberang rumah? Tahukan bila tempat kita lahir dan besar memiliki tempat indah dan bersejarah yang belum pernah kita singgahi?

Setidaknya itulah yang saya pelajari takkala berkunjung ke Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta tujuh tahun silam.

Siapa yang menyangka, Desa Kemadang ternyata memiliki surga wisata tersembunyi, salah satunya adalah Gua Grengseng yang bersejarah.

Gua Grengseng diambil dari kata grengseng ing penggalih anggenipun darbe panyuwun yang artinya semangat doa mereka semoga cepat dikabulkan. Penamaan ini bermula dari kisah perjalanan pejabat keraton atau abdi dalem kerajaan Majapahit yang mengembara. Sesampainya di Gunung Kidul, mereka beristirahat di sebuah gua.

Pemimpin rombongan itu, Prabu Brawijaya Narendra, berdoa kepada Tuhan agar pengembaraan mereka dari kerajaan Majapahit tidak ada halangan apapun. Mereka juga berharap bisa menemukan tempat tinggal yang diharapkan. Prabu Brawijaya kemudian memberi nama gua tersebut dengan Grengseng.

Setelah itu, ia memerintahkan pengikutnya untuk membuat sebuah pusaka. Bak penampungan air untuk memandikan pusaka pun sampai saat ini masih bisa ditemui di gua tersebut.

Tak heran bila Gua Grengseng seringkali digunakan untuk ritual – ritual tirakat mencari keberkahan.

Selain memiliki sejarah, Gua Grengseng juga memiliki keindahannya sendiri. Di dalam gua terdapat air dan stalagtit yang masih alami. Bentuk gua horizontal, memiliki tiga bilik dan struktur tanahnya bewarna merah.

Gua ini berada di dua pegunungan dan bisa tembus ke bawah pemukiman warga. Di pintu masuknya terdapat banyak pohon serta akar – akar yang meranggas dengan kokohnya.

Tak hanya Gua Grengseng, Desa Kemadang juga memiliki kearifan lokal, cagar budaya dan ragam kuliner yang memikat. Mulai tradisi dhahar kembulan (menyantap makanan bersama dalam satu wadah) hingga pengolahan hama belalang menjadi santapan yang lezat dan bergizi.

Tak jauh dari Desa Kemadang, saya juga menemukan Pantai Watu Kodok yang asri dan eksotis. Kala itu, pantai ini masih sepi. Belum banyak pelancong yang mengunjunginya, meski saat itu masa liburan.

Begitulah, semua tempat memiliki keunikan, rahasia, dan sejarahnya. Jadi, mari kenali daerah kita sendiri dan ceritakan kepada dunia. [ysn]