Mengapa ini terjadi? Salah satu penyebabnya adanya kesempatan. Pasar mode etis global diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan gabungan sebesar 9,7 persen dari US$6,35 miliar menjadi US$10,11 miliar di tahun 2025.
Konsumen gen Z juga memiliki rasa tanggung jawab sosial, moral, dan nilai yang lebih besar sehingga memaksa industri fast fashion, mengadopsi kebiasaan belanja yang berkelanjutan dan sadar. Bagi 79 persen konsumen, mode berkelanjutan penting bagi mereka, namun kurangnya kesadaran lingkungan dan pengetahuan membuat 26 persen konsumen tidak yakin di mana pakaiannya diproduksi.
Inilah yang membuat kapitalisme mencoba meraup untung menggunakan greenwashing sebagai strategi pemasaran untuk membedakan dirinya dari kompetitor dan menarik konsumen dengan kata kunci ramah lingkungan dan etika terus berkembang.
Yang perlu diperhatikan, penegakan regulator atas tindakan para perusahaan atas klaimnya amat penting. Di AS, melalui UU baru, The New York State Fashion Sustainability and Fashion Accountability Act (Fashion Act), mewajibkan pengecer dan produsen mode yang berbisnis di New York dengan pendapatan global lebih dari US100 juta untuk mengungkapkan informasi mendetail tentang uji tuntang lingkungan dan sosialnya. Tindakan ini memberikan Jaksa Agung New York kewenangan untuk menjatuhkan denda, perintah, atau tindakan tegas lainnya.
Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris Raya juga memberi waktu hingga akhir tahun lalu untuk memberikan bukti klaim ramah lingkungan para industri fesyen atau mengubah materi pemasarannya dengan menghapus konten menyesatkan. Pihak berwenang telah memberlakukan denda dan pembatasan pada perusahaan besar dan akan terus melakukannya. Promosi BMW dan Shell telah ditinjau dan dilarang oleh Advertising Standards Authority Inggris karena menyesatkan. [rif]