Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Harap Tetap Tenang, Ujian Belum Berlalu

:: Opini Barisan.co
17 Maret 2021
dalam Opini

Mural bertema Covid-19 dikawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Ilustrasi: wartaekonomi.co.id

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Fatkhurrahman

Sikap tenang bisa jadi membuat manusia mengambil keputusan rasional. Sikap tenang banyak menolong agar tidak grusa-grusu dalam mengambil tindakan. Hal yang lumrah juga, jika kita sudah merasa berpengalaman dan berpengetahuan lalu berusaha meyakinkan orang lain untuk berlaku serupa.

Saya pernah mengalami situasi kepanikan dan mendapatkan banyak telepon ke kantor kala terjadi bencana gempa bumi yang meluluhlantakan Bantul kala itu. Bekerja di sebuah radio swasta yang alhamdulillah masih bisa menyala kala terjadi bencana.

Tiap kali menerima telepon, di ujung sana selalu terdengar nada kegelisahan, pertanyaan dan kepanikan berkait simpang siurnya informasi yang beredar. Bahkan, saat ada isu ancaman tsunami melanda kota, bos radio sampai menelpon juga, “Itu air sudah sampai ke sungai dekat kantor, tolong di cek.”

Dongkol juga menerima perintah demikian, sebab saya tahu air sungainya ada tapi mengalirnya ke laut. Waktu itu saya jawab, iya pak nanti saya cek. Nah, karena lokasi sungai memang dekat kantor, segera saya lihat kondisi sungai. Tepat seperti perkiraan ada aliran sungai, airnya masih tetap ke selatan menuju laut. Saya terkekeh menyadari hal ini.

BACAJUGA

Anies Disiplinkan Pakai Masker, Pakar Kesehatan: Percuma Pakai Masker Jika Gak Bener

Kembali Diminta Perketat Prokes Gegara Covid-19 Varian Arcturus, Begini Gejalanya

21 April 2023
Arcturus

Masyarakat Percaya Diri Mudik di Tengah Varian Arcturus, ‘Sudah Belajar Banyak’

18 April 2023

Di luar itu ada banyak pertanyaan soal ke mana harus membawa korban, rumah sakit mana yang masih bisa melayani perawatan korban. Bisakah memberikan info bagaimana mendapatkan obat-obatan yang diperlukan hingga pertanyaan hilangnya anggota keluarga yang mengungsi akibat isu tsunami yang menambah kepanikan, setelah gempa besar terjadi.

Ada juga telepon dari tim penolong asal luar kota yang bertanya berkaitan lokasi tempat terparah dan tujuan titik desa yang perlu dibantu.

Bisa dibayangkan, betapa banyak pertanyaan yang harus dijawab. Dalam waktu singkat, saya mendapat pengetahuan baru, bagaimana menjadi call center yang baik. Saat saya benar-benar tidak tahu, ya menyampaikan hal itu dengan apa adanya sembari memberikan rekomendasi institusi yang bisa dihubungi.

Berikutnya, dengan pengetahuan soal ancaman gempa bumi yang didapatkan ahli kebencanaan, tiap kali ke lapangan untuk update informasi selalu berusaha berbagi ilmu ke setiap orang yang ditemui. Hingga satu waktu, kala bertemu keluarga yang masih mengungsi di bawah tenda darurat hal yang sama saya sampaikan.

“Tetap tenang ya pak, ibu. Kalau ada gempa tak perlu panik. Biasa saja.”

Eeee, di saat bersamaan ada gempa mengguncang. Saya sontak segera lari menjauh, lalu kembali ke tenda ketika gempa berhenti. Begitu kembali ke tenda saya langsung digugat oleh pengungsi.

“Lho kok mlajeng njenengan wau, wonten gempa“. Kenapa lari tadi, pas ada gempa.

Saya menjawab sambil terkekeh, “Refleks je pak, ibu..”

Di tempat lain, ketika bertemu dengan korban yang kehilangan anggota keluarga dan rumah yang hancur, alih-alih mendapatkan suasana sedih, malah menemui sikap berbeda.

Diceritakanlah peristiwa kejadian bagaimana atap rumah runtuh seketika dan dirinya tak bisa ke mana-mana. Ia selamat meski rumah roboh.

“Untungnya meski rumah saya roboh, nyawa saya masih selamat.”

Berjarak dari peristiwa memilukan dan bikin trenyuh itu, hadirlah sebuah film pendek yang dibuat sineas muda dan jadi juara kompetisi festival. Idenya sederhana berkisah soal anak sekolah di tengah situasi bencana. Judulnya, “Harap Tenang Ada Ujian”.

Di film itu tergambar, bagaimana orang Jepang yang dipahami anak-anak sebagai penjajah dalam sejarah lalu ditemui hadir di desanya usai bencana terjadi dan menghancurkan infrastruktur desa. Di sinilah terjadi ketidaktahuan dan kesalahpahaman.

Tokoh utama anak-anak ini dikisahkan hendak melawan penjajah yang datang seperti yang dilakukan pahlawan di masa lalu. Di akhir cerita, ditunjukan rombongan penolong itu datang ke sekolah.

Begitu tahu “musuh” datang ke sekolah, si anak kecil ini bergegas lari menghindar kala tahu rombongan jumlahnya lebih banyak.

Kini, Indonesia menghadapi kasus ancaman virus. Covid-19. Situasi berbeda, ada beragam kultur dan budaya saat berhadapan dengan bencana. Tidak semua orang memiliki pengetahuan yang sama atas apa sebenarnya yang tengah terjadi.

Mereka yang over informasi, lewat medsos dan beragam kanal juga WAG bisa dengan mudah berbagi dan mereproduksi info dengan retweet, posting dan share apapun yang dirasa perlu.

Virus tidak mengenal kaya atau miskin, orang terkenal atau orang biasa saja. Semua berisiko terpapar dan bersyukurlah tiap manusia diberikan kemampuan imunitas saat merespons virus.

Ada budaya baru yang perlu dipahamkan. Ada pengetahuan baru yang perlu disosialisasikan ke semua orang lewat cara-cara sederhana, sesuai kultur dan budaya setempat. Soal begini, jelas butuh sukarelawan yang mau bekerja. Membantu sesama.

Ini ujian bersama, semoga semua bisa lulus ya.

Salam sehat wal afiat! []


Fatkhurrahman, Jurnalis senior, tinggal di Jogjakarta

Topik: BencanaCovid-19Fatkhurrahman
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

3 Juni 2023
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan
Opini

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?
Opini

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan
Opini

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang
Opini

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya

Revitalisasi Seni Tradisi: Catatan untuk Pejuang Kebudayaan

Kisah Kelam Maret 93′ Dibalik Cadasnya Lagu Zombie

Kisah Kelam Maret 93' Dibalik Cadasnya Lagu Zombie

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Keliru, Anggapan Transportasi Daring Buka Lapangan Kerja Baru
Sorotan Redaksi

Getirnya Perjuangan Driver Ojol

:: Anatasia Wahyudi
4 Juni 2023

Pemerintah perlu tegas dalam memberlakukan aturan agar driver ojol terlindungi. BARISAN.CO - Kesuksesan aplikasi ojol (ojek online) tak diiringi dengan...

Selengkapnya
tidak kenal pancasila

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

4 Juni 2023
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Keliru, Anggapan Transportasi Daring Buka Lapangan Kerja Baru
Sorotan Redaksi

Getirnya Perjuangan Driver Ojol

:: Anatasia Wahyudi
4 Juni 2023

Pemerintah perlu tegas dalam memberlakukan aturan agar driver ojol terlindungi. BARISAN.CO - Kesuksesan aplikasi ojol (ojek online) tak diiringi dengan...

Selengkapnya
Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

3 Juni 2023
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang