Kini dorongan untuk menulis muncul lagi semenjak aku memiliki anak putri. Aku ingin ajarkan kepada anakku pentingnya buku, yakni dengan membaca dan menulis.
Aku berfikir sejenak tentang dunia anak. Saat di kandungan bayi lebih mengedepankan pendengaran. Maka pola pembelajaran yang pertama yakni melalui pendengaran. Lalu ketika sudah lahir, ia mulai belajar tahap dua yakni bergerak. Tahap ketiga si anak mulai belajar berbicara.
Dari seorang putri itulah aku menemukan inspirasi baru untuk mengajarkan anakku asyiknya dunia menulis. Ternyata selama ini sebenarnya kita ketika sekolah selalu diajari dunia menulis. Namun ketika masa kuliah, cenderung lebih mengedepankan aspek bicara. Sehingga tidak mampu menelurkan hasil karya berupa tulisan.
Anakku telah mengajariku, pada tahap kedua yakni bergerak. Maka ketika ia bisa memegang, aku sodori ia untuk memegang alat tulis, meski belum genap berumur satu tahun. Ternyata ia bisa membuat karya. Kenapa aku tidak, pikirku.
Dua hal yakni buku dan putriku telah menginspirasi dan memotivasi diriku untuk bisa membuat karya berupa tulisan.