Nama Munir mulai teresonansi dalam percakapan publik setelah ia tampil sebagai pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik oleh Tim Mawar dari Kopassus, pasca Soeharto lengser. Banyak disebutkan, dari Munir, kebenaran tentang kasus penculikan yang ada pada masa itu akan terkuak. Dan itu menjadikannya ‘dokumen hidup’ yang penting.
Banyak orang tidak menyenangi pergerakan Munir dalam menentang ketidakadilan. Dulu, kalangan penentangnya terutama datang dari petinggi Orde Baru dengan memanfaatkan operasi intelijen.
Kematian Munir adalah sebuah kejanggalan demokrasi yang harus dibuka. Dengan adanya dugaan bahwa intelijen dan militer terlibat, hal itu menandakan betapa negara, dengan kecenderungannya yang masih militeristik, masih melihat gerakan aktivisme HAM sebagai ancaman stabilitas nasional.
Lebih dari itu semua, Munir telah banyak berjasa memperjuangkan HAM. Masih banyak harapan bahwa kasus pembunuhannya segera terungkap, suatu saat.