Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Hari Lingkungan Hidup 2022, 13 Perupa Pameran Lukisan Bertema “Krisis”

Redaksi
×

Hari Lingkungan Hidup 2022, 13 Perupa Pameran Lukisan Bertema “Krisis”

Sebarkan artikel ini

Peringati Hari lingkungan hidup 2022, 13 Perupa adakan lukis bersama dan Pameran Lukisan bertema Krisis di Art Space Dewan Kesenian Semarang

BARISAN.CO – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah menginisiasi kegiatan melukis dengan judul Kisah Ganjil Pelaut dan Kisah-Kisah Lainnya. Kegiatan melukis dilakukan 13 perupa untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2022.

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng, Iqbal Alma mengatakan karya-karya dalam kegiatan ini merupakan respon-visualisasi dari buku climate fiction berjudul Kisah Ganjil Pelaut dan Kisah-Kisah Lainnya.

“Dengan melibatkan seni visual dalam rangkaian kegiatan dan kampanye kali ini, diharapkan menjadi cara yang fresh untuk dapat menarik kepedulian masyarakat luas khususnya terhadap isu krisis lingkungan yang terjadi,” terangnya.

Kegiatan melukis dan pameran lukisan oleh 13 perupa bertempat di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Pameran lukisan berlangsung 2-5 Juni 2022 bertempat di Art Space Dewan Kesenian Semarang dengan tema Krisis, Kamis (2/6/2022)

Sebelumnya, para perupa melakukan diskusi dengan Walhi Jateng mengenai kondisi lingkungan di Jawa Tengah saat ini, untuk menambah informasi dan inspirasi para perupa dalam membuat karya lukisan dan pasca melukis, para perupa kembali berkumpul untuk menyampaikan perasaan mereka setelah membuat karya lukisan.

Ketua Dewan Kesenian Semarang (Dekase), Aditya Armintrianto menyampaikan pameran ini digelar untuk menyambut Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni nanti. Karya yang dipamerkan berdasar cerpen-cerpen yang dibukukan oleh WALHI Jateng.

“Lewat pameran ini,kami berharap kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup semakin terjaga,” imbuhnya.

13 Perupa Pameran
13 Perupa Pameran dan pengurus Walhi dan Dekase

Selain itu, Achmad Chadziqur Rochman selaku salah satu perupa yang terlibat menyampaikan pengalamannya saat melukis.

“Timbul gejolak dalam diri saya, karena lukisan yang dihasilkan dari sebuah kisah yang dialami oleh mungkin masyarakat indonesia dapat merefleksikan betapa menyedihkannya alam alam indonesia saat ini. Yang makin tahun makin rusak karena manusianya itu sendiri,” ungkapnya.

Menurut Aditya buku climate fiction berjudul Kisah Ganjil Pelaut dan Kisah-Kisah Lainnya berisi 11 cerpen pemenang dalam pekan lomba cerpen climate fiction yang diselenggarakan oleh WALHI Jateng dan diikuti oleh sekitar 550 orang.

Dari kegiatan lomba menulis cerita pendek climate fiction tersebutlah terpilih sebanyak 11 karya cerita pendek terbaik yang akhirnya dibukukan menjadi satu buku.

“Melalui buku tersebut, 13 perupa yang terlibat dibebaskan untuk memilih salah satu judul dari cerpen yang terdapat pada buku dan berusaha memvisualisasikan melalui sebuah lukisan,” pungkasnya. [Luk]