Terkait hubungannya dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, MH Rahmat beranggapan bahwa seseorang yang tidak melatih fungsi indra ia akan mengalami lemah imanjinasi. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan dan kembali menikmati radio agar kuat imanjinasinya.
“Mungkin menjadi kurang peka, lemah daya imajinasi, dan seterusnya. Menumbuhkan kembali minat pada radio dapat membantu mengembalikan fungsi yang telah terdistorsi tersebut. Sebagaimana generasi 70/80-an mereka kuat imajinasinya karena terbiasa menyimak. Cerita radio, sandiwara radio, dan lagu-lagu di radio,” jelas guru MA Al-Ma’ruf Candisari, Demak ini.
Menurut MH Rahmat mendengarkan radio memberikan rasa bersama-sama dengan pendengar lainnya. Maka di radio selalu ada berkirim salam sesama pendengar. Berkirim lagu. Bahkan ada kopdar acara-acara tertentu. Misalnya saja acara Sweet Memories di Imelda FM Semarang yang penyiarnya Mas Budi Satya kopdarnya bisa bisa seramai muktamar Ormas.
Sementara itu, menurut MH Rahmat terkait dengan dampak buruk dari media informasi dan hiburan selalu mengarah pada soal tayangan. Dulu televisi sekarang di tambah internet atau medsos. Tentang radio tidak ada penelitian tentang dampak buruk pada anak-anak atau pada ibu rumah tangga yang sering menyimak sambil memasak dan pekerjaan rumah. Maka bisa dikatakan radio merupakan media yang ramah ekses negatif.
“Radio bisa menjadi teman istirahat, teman kerja, bahkan teman saat perjalanan di mobil,” punkasnya kolektor radio antik ini.