BARISAN.CO – Cinta dan rasa saling menghormati adalah hal yang perlu diterapkan dalam hubungan keluarga khususnya orang tua dan anak. Sementara kepercayaan merupakan bagian terpenting dari hubungan apa pun, termasuk dalam keluarga. Dengan adanya kepercayaan antara orang tua dan anak, akan terciptanya suatu hubungan yang harmonis serta kejujuran satu sama lain.
Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Beberapa ucapan orang tua bisa merusak kepercayaan anak kepada orang tuanya, lho!
Apa saja kalimat yang bisa merusak kepercayaan sang anak kepada orang tua? Berikut telah kami rangkum:
1. ”Apa kamu ingin dipukul?”
Mungkin dalam lubuk hati yang paling dalam, orang tua tidak berniatan buruk dalam hal apa pun. Akan tetapi, seringkali orang tua yang melakukan pengancaman kepada anaknya.
Tidak ada salahnya jika orang tua mempertimbangkan cerita anak, karena rasa saling menghormati antara orang tua dengan anak sangat diperlukan untuk membangun sebuah kepercayaan.
2. “Nanti Mama laporkan ke Bu Guru, loh!”
Ketika orang tua merasa tidak dihormati anak, biasanya mereka akan menggunakan alternatif lain untuk memperkuat posisi mereka. Contohnya, orang tua akan memberikan informasi pribadi kepada gurunya. Hal tersebut tentunya dapat merusak kepercayaan anak, dan membuat orang tua tidak lagi terlihat aman.
Anda harus menjadikan rumah sebagai tempat yang paling nyaman dan aman untuk tempat pribadi bagi seorang anak. Anda bisa membuat berbagai pilihan jika anak tidak mau mengerjakan sesuatu, misalnya dengan memberikan hadiah atau mengajaknya bermain setelah ia mengerjakan tugas sekolahnya.
3. “Gak sakit kok, Nak”
Orang tua biasanya mencoba menenangkan anak ketika sedang merasakan kesakitan. Misalnya dengan mengatakan bahwa disuntik tidak akan sakit. Akan tetapi hal tersebut malah memperburuk keadaan, dengan tujuan orang tua yang ingin meminimalisasi rasa sakit anak malah membuat anak kehilangan rasa kepercayaan dalam jangka panjang.
Lebih baik Anda mengatakan “Ini akan sakit sedikit, Nak. Tapi tidak apa-apa, pasti akan hilang kok sakitnya.”
4. “Kalau nilai kamu bagus, kita jalan-jalan yuk”
Jangan sekali-kali memberi janji kepada anak ya, karena janji yang tidak realistis sama saja menyakiti hati anak dengan ancaman negatif. Orang tua mungkin merasa senang ketika bisa memotivasi anak untuk mencapai tujuan, namun rasa bangga anak akan hilang ketika orang tua tidak menepati janji mereka.
Cobalah mendorong anak dengan hadiah-hadiah yang sederhana yang sifatnya masuk akal dan tidak bersifat material. Misalnya dengan masak bersama di rumah, bermain bersama di rumah, dan lain sebagainya.
Selain itu, yang tidak kalah penting bagi anak ialah mengetahui bahwa orang tua tetap mencintanya sampai kapan pun.