Pendidikan akhlak berkisar dua dimensi hidup yakni penanaman rasa takwa kepada Allah Swt dan pengembangan rasa kemanusiaan.
BARISAN.CO – Seiring perkembangan teknologi dan informasi ada dampak yang harus diterima, salah satunya terjadinya krisis multidimensional. Krisis yang dapat menyebabkan tatanan nilai masyarakat mengamali kemunduran, terlebih dihadapkan persoalan keterbelahan sosial dengan ragam label baik agama, suku maupun ras. Oleh karena itu menanamkan nilai pendidikan akhlak sangat penting untuk membentik moral generasi penerus bangsa.
Realitas keterbelahan sosial berujung pada perpecahan antar kelompok kepentingan. Sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian dari semua baik pemerintah, masyarakat dan semua harus memberikan perhatian.
Salah satu peran yang paling pokok yakni pendidikan keluarga sebab pendidikan pertama dan utama berada dalam genggaman orang tua. Peran orang tua dalam mendidikan anak menjadi kewajiban yang harus diperhatikan.
Allah Swt berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6L
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan bebatuan. Yang menangani neraka itu dan yang menyiksa penghuninya adalah para malaikat yang kuat dan keras dalam menghadapi mereka. Para malaikat itu selalu menerima perintah Allah dan melaksankannya tanpa lalai sedikit pun.” (QS. At-Tahrim: 6)
Inilah faktor kunci dalam menanamkan pendidikan akhlak pada anak, orang memegangnya untuk memberikan pendidikan tauhid. Selanjutnya orang tua berperan menjadikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tuntutan zaman.
Di dalam keluarga inilah membentuk karakter anak perlu ditanamkan, sebagaimana nasehat Luqman Al-Hakim kepada anaknya dalam firman Allah Swt surah Luqman ayat 16:
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Wahai anakku, sesungguhnya kebaikan dan keburukan manusia, meskipun sekecil biji sawi dan berada pada tempat yang paling tersembunyi–seperti di balik karang, di langit, ataupun di bumi–Allah pasti akan menampakkan dan memperhitungkannya. Sesungguhnya Allah Mahahalus, tak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya; Mahatahu yang mengetahui hakikat segala hal.” (QS. Luqman: 16).
Lantas bagaimana menanamkan nilai pendidikan akhlak sehingga karakter anak terbentuk sesuai apa yang diharapkan orang tua?
Nilai pendidikan akhlak dalam Islam yang perlu ditanamkan kepada anak dalam keluarga. Sebab pendidikan agama berkisar dua dimensi hidup yakni penanaman rasa takwa kepada Allah Swt dan pengembangan rasa kemanusiaan.
Berikut ini nilai pendidikan akhlak yang perlu ditanamkan kepada anak dalam keluarga, dikutip dari buku Tanya Jawa Seputar Keluarga Sakinah:
1. Iman
Artinya sikap batin yang penuh dengan kepercayaan kepada Allah Swt. Jadi tidak cukup hanya percaya kepada Allah Swt, melainkan harus meningkat menjadi sikap mempercayai kepada adanya Tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya.
2. Islam
Sebagai kelanjutan adanya Iman, maka sikap pasrah kepada Allah Swt yang merupakan makna dari arti Islam.
Dengan meyakini bahwa apapun yang datang dari Tuhan tentu mengandung hikmah kebaikan, kita dan dhaif atau lemah tidak mungkin mengetahui seluruh wujudnya. Sikap taat atau din bahwasanya tidak diterima oleh Allah Swt kecuali jika berupa sikap pasrah (Islam) kepada-Nya.
3. Ihsan
Memiliki makna kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah Swt senantiasa hadir atau berada bersama kita di mana pun kita berada.
Bertalian dengan ini, dank arena menginsafi bahwa Allah selalu mengawasi kita, maka kita harus berbuat, berlaku, dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab, tidak setengah-setengah dan tidak dengan sekadarnya saja.
4. Takwa
Yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah Swt selalu mengawasi kita. Kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridai Allah Swt dengan menjauhkan didi dari sesuatu yang tidak diridai-Nya.
Takwa inilah yang mendasari budi pekerti luhur atau al-akhlaq al-karimah.
5. Ikhlas
Yaitu sikap murni dalam bertingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh rida atau perkenan Allah Swt. Selain itu bebas dari rasa pamrih lahit dan batin, tertutup maupun terbuka.
Dengan sikap yang ikhlas orang akan mampu mencapai tingkat tertinggi nilai karsa batinnya dan karya lahirnya, baik pribadi maupun sosial.
6. Tawakal
Bahwasanya seseoarang hendaknya senantiasa bersandar kepada Allah Swt, dengan penuh harapan kepada Allah Swt dan keyakinan bahwa Dia akan menolong kita dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik.
Karena itu mempercayai atau menaruh kepercayaan kepada Allah Swt, maka tawakal adalah sesuatu kemestian.
7. Syukur
Yaitu sikap penuh rasa terima kasih dan penghargaan, dalam hal ini atas segala nikmat dan karunia yang tidak terbilang banyaknya, yang dianugerahkan Allah Swt kepada kita.
Sikap syukur sebenarnya sikap optimis kepada hidup ini dan pandangan senantiasa berpenghargaan kepada Allah Swt. Karena itu sikap bersyukur kepada Allah Swt adalah sesungguhnya sikap bersyukur kepada diri sendiri.
8. Sabar
Merupakan sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidupm besar maupun kecil, lahir dan batin. Karena keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kita semua berasal dari Allah Swt dan akan kembali kepada-Nya.
Jadi sabar adalah sikap batin yang tumbuh karena kesadaran aka nasal dan tujuan hidup, yaitu Allah Swt.
Inilah 8 sikap atau nilai-nilai pendidikan akhlak berupakan penanaman pendidikan agama Islam dalam keluarga yang terlebih dahulu ditanamkan. Sehingga orang tua bertanggung jawab dari bagian proses tumbuh dan kembang anak.