Lantas sejauh mana realisasi EBT kita sekarang? Tercatat dalam data Bappenas, pada rentang 2013-2020, perkembangan pangsa EBT dalam bauran energi primer masih cenderung jauh antara realisasi dan target. Pada tahun 2020, misalnya, realisasi EBT hanya sebesar 11,2% padahal targetnya 16%. Data lengkapnya sebagaimana grafik berikut:
Sumber data: Bappenas.
Kecenderungan lima tahun terakhir dalam data tersebut patut menjadi perhatian serius. Meski realisasinya selalu naik dari tahun ke tahun, tampak bahwa target pengembangan EBT dengan realisasi semakin melebar. Jika ini tidak dievaluasi, salah-salah komitmen NDC 2030 tidak mampu kita penuhi.
Ada banyak sekali risiko yang dihadapi jika Indonesia kehilangan ambisi menuju NDC 2030. Selain terancam kehilangan ekosistem dan keanekaragaman hayati, meningkatnya emisi karbon juga akan berdampak pada perekonomian Indonesia.
Target yang lebih ambisius harus diterjemahkan dalam komitmen politik Presiden Jokowi dan juga pada kebijakan sektoral pemerintahnya. Tentu saja, hari ini sampai sepuluh tahun ke depan adalah penentuan yang menuntut kita untuk aktif mengevaluasi komitmen itu terus menerus.
Terkait hari ini, seberapa besar komitmen perubahan iklim diterjemahkan ke dalam politik anggaran? Kecil sekali.
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2022 yang sedang disusun Bappenas, porsi perhatian pada lingkungan hanya diberi 1,6% dari total anggaran yang direncanakan, atau sebanyak Rp9,6 triliun dari total Rp577.7 triliun alokasi prioritas nasional.
Angka tersebut tergolong kecil jika dibanding alokasi prioritas nasional lainnya, semisal rencana pengembangan wilayah Ibu Kota baru sebesar Rp106,2 triliun. Dan jauh lebih kecil jika dibanding alokasi infrastruktur yang mencapai Rp125,7 triliun.
Meski merupakan angka sementara, yang berarti anggaran penanganan iklim masih bisa diharapkan berubah lebih besar, angka tersebut menegaskan, sekali lagi, betapa ambisi pemerintah dalam melaksanakan komitmen iklim makin tidak memadai. Sementara hitung mundur menuju emisi nol terus berjalan. []
Ananta Damarjati, Redaktur Barisanco

