Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Hyundai Dituduh Greenwashing

Redaksi
×

Hyundai Dituduh Greenwashing

Sebarkan artikel ini

Selain itu, Hyundai menyampaikan, sulit mendapatkan energi terbarukan di Korea dan kilang LNG dapat diubah menjadi ibukilang hidrogen di masa mendatang guna membantu mengurangi emisi lebih lanjut.

Climate Group, organisasi nirlaba di balik RE100 mengaku tidak tahu-menahu soal rencana Hyundai tersebut. Sedangkan, koalisasi organisasi non-pemerintah, termasuk Greenpeace Korea, Friends of the Earth Korea, dan Youth4ClimateAction menjelaskan, rencana pabrik gas Hyundai bertentangan dengan misi RE100.

“Rencana fosil baru menunjukkan tujuan Hyundai untuk bergabung dengan inisiatif global tidak lebih dari greenwashing. Untuk memoles reputasi perusahaan agar berkelanjutan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Kelompok itu mencatat, gas alam akan berperan sebesar investasi batu bara baru yang memperburuk perubahan iklim jika semua proyek gas global yang direncanakan berjalan dan Hyundai mungkin akan menghasilkan lebih banyak karbon dari pabrik gasnya sendiri selama kira-kira 25 tahun ketimbang jika memperoleh listrik langsung dari jaringan nasional.

Ditambahkan juga, pabrik Ulsan akan mempersulit pencapaian tujuan iklim domestik dan global. Korea menargetkan mencapai net zero pada 2050. Akan tetapi, keputusan Hyundai itu sama dengan menentang laporan Badan Energi Internasional tahun lalu yang menyoroti peran metana, yang dilepaskan saat gas diproduksi dan diangkut dan itu mempercepat perubahan iklim.

Pabrik itu juga berisiko menjadi aset terdampar, kelompok itu mengingatkan volatilitas harga LNG dan jatuhnya biaya energi terbarukan.

Kelompok itu melanjutkan, pada saat Hyundai menyelesaikan pembangkit listrik LNG pada 2025, fasilitas tenaga surya dengan kapasitas penyimpanan baterai diharapkan lebih murah dari pembangkit gas baru.

Kelompok tersebut telah mendesak Hyundai membatalkan rencana pabrik Ulsan itu.