Scroll untuk baca artikel
Terkini

IDAI Sarankan Setop Pemakaian Paracetamol Sirop untuk Obat Anak

Redaksi
×

IDAI Sarankan Setop Pemakaian Paracetamol Sirop untuk Obat Anak

Sebarkan artikel ini

Kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) pada paracetamol perparah cedera ginjal.

BARISAN.CO Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sarankan masyarakat hentikan penggunaan obat paracetamol sirup khususnya untuk pengobatan anak.

Ini merupakan hasil identifikasi sementara IDAI terkait maraknya penyakit gagal ginjal akut misterius yang menjangkiti ratusan anak Indonesia belakangan ini.

Ketua Umum IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyarankan agar rekomendasi ini diikuti sampai batas waktu yang belum ditentukan. Ia mengatakan jangan sampai Indonesia mengalami kejadian serupa seperti di Gambia.

Di Gambia, lebih dari 70 anak meninggal sebab gangguan ginjal. Hasil investigasi WHO menemukan ada senyawa dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) dari paracetamol sirup yang mereka konsumsi sebelumnya. Senyawa ini memperparah cedera pada ginjal mereka.

WHO menyebut, paracetamol sirup itu di antaranya Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

“Dengan sistem kewaspadaan dini, kita belajar dari kasus Gambia, IDAI merekomendasikan untuk sementara sampai jelas buktinya dari Kemenkes untuk menghindarkan konsumsi obat-obatan seperti itu,” kata kata Piprim dalam live instagram @idai_ig, Selasa (18/10/2022).

IDAI juga telah berkoordinasi dengan banyak pihak termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mencegah peredaran paracetamol sirup.

Terbaru, BPOM menetapkan larangan perusahaan farmasi meregistrasi obat yang mengandung DEG dan EG.

Di samping itu, IDAI juga menyarankan langkah-langkah antisipasi jika orangtua menemukan gejala penyakit ginjal misterius pada anak.

“Jika anak mengalami sakit flu dan batuk musiman, sebaiknya anak tak perlu diberi obat,” kata dia.

Menghindari penggunaan obat sirup penting diikuti dengan langkah lain, di antaranya memberi kompres air hangat, mencukupi tidur anak, memakaikan baju tipis, dan memastikan anak terhidrasi air putih yang cukup.

Selain itu, ia berharap orangtua dapat mengontrol jumlah dan warna urine pada anak. Jangan sampai ada urine berwarna pekat atau kecokelatan pada anak. Orangtua juga perlu pastikan urine berjumlah lebih dari 0,5ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam.

Seperti diberitakan sebelumnya, IDAI menemukan adanya 131 kasus anak yang alami gagal ginjal akut misterius di Indonesia.

Penyakit ini pada mulanya hanya menunjukkan gejala demam biasa seperti batuk, pilek, diare, dan muntah. Namun, gejala misterius terjadi dalam 3-5 hari setelahnya, yakni penurunan jumlah urine atau air seni.

Jika pada fase berikutnya anak menunjukkan penurunan jumlah urine secara konsisten, IDAI menyarankan agar orangtua sigap memeriksakannya ke rumah sakit. [dmr]