Scroll untuk baca artikel
Terkini

Ilham Habibie: Industri yang Bergantung SDA Kurang Menguntungkan

Redaksi
×

Ilham Habibie: Industri yang Bergantung SDA Kurang Menguntungkan

Sebarkan artikel ini

“Kebanyakan pakar dari luar negeri, kalau kita bicara soal geologis, engineer, dan migas. Jadi, efek langsung dari industri langsung di situ kepada masyarakat setempat relatif kecil sehingga berdampak pada status ekonomi juga. Kalau dia masih bekerja sebagai petani tradisional atau nelayan tradisional, untuk meningkatkan status IPM-nya itu perlu waktu,” lanjut Ilham.

Dia menambahkan, tingkat perekonomian memang selalu terkait dengan tingkat pendidikan. Itulah penyebab membangun manusia menjadi bagian elemen fundamental yang harus dilakukan untuk mendorong perekonomian.

Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia ini menuturkan, saat perekonomian berada di atas 7 persen, PDB dari industri manufaktur berada di atas 25 persen.

“Kalau sekarang sudah di bawah 20 persen selalu mandek di 5 persen karena industri yang maju di indonesia itu berdasarkan sumber daya alam. Banyak kita melihat, 10 tahun ledakan komoditas itu cukup bagus untuk finansial dan efeknya ke daerah dapat bagian lumayan karena kebanyakan dari daerah penghasil batu bara, minyak dan gas, karet, kopi, dan kokoa. Sedangkan, di Jawa tidak terlalu banyak,” tambah Ilham.

Akan tetapi, dia mengingatkan bahwa itu tidak berkelanjutan dan hanya bergantung dengan siklus pasar. Ilham pribadi menegaskan, manufaktur adalah salah satu industri yang sangat diperlukan untuk maju sebagai negara dan bangsa.

“Hanya saja memang kalau saat ini kelihatannya berpusat di Jawa, di luar Jawa itu biasanya bicara hilirisasi daripada hulu. Di Kalimantan Barat sudah ada dua smelter untuk alumunium dan sebagainya. Kalau di Kaltim sendiri itu saya kira industri utamanya karena minyak dan gas di balikpapan, Badak LNG, pupuk kaltim yang menggunakan gas alamnya. Jadi, industri itu menciptakan jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas,” ujarnya.

Ilham tidak memungkiri, pemerintah mencoba meningkatkan status masyarakat setempat dengan menghadirkan Institut Teknologi Kalimantan di Balikpapan agar mereka dapat lebih aktif, memahami, dan merangkul teknologi di luar pulau Jawa karena itu bagian dari membangun industri beriringan dengan membangun manusianya.