Scroll untuk baca artikel
Terkini

Impor Daging dari India Membawa Malapetaka, PMK Merebak Jelang Idul Adha

Redaksi
×

Impor Daging dari India Membawa Malapetaka, PMK Merebak Jelang Idul Adha

Sebarkan artikel ini

India menjadi salah satu negara yang tidak bebas PMK. Tahun lalu, penyakit ini menyebar di beberapa desa di India. Keputusan pemerintah buka kran impor daging ini dianggap sebagai langkah ceroboh.

BARISAN.CO – Akhir-akhir penyakit kaki dan mulut (PMK) meresahkan, khususnya bagi peternak di Indonesia. Sebenarnya, Indonesia telah bebas PMK sejak 1986, statusnya diakui secara internasional oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pada tahun 1986.

Bulan April lalu, Perum Bulog mengimpor 36.000 ton daging kerbau dari India menjelang Lebaran 2022. Saat itu, Bulog memastikan daging impor tersebut bebas dari penyakit mulut dan kaki.

Namun demikian, berdasarkan daftar anggota bebas PMK menurut resolusi No.15 Sidang Umum ke-78 Mei 2010, baik yang bebas PMK dengan vaksin atau pun tidak, India tidak masuk ke dalam daftar tersebut.

Tahun lalu, beberapa desa di India dilaporkan menyebar wabah PMK. Mengutip The Hindu, penyakit itu dilaporkan mengancam populasi sapi di distrik Chickballapur, Bengaluru Urban, dan Ramanagaram. Kejadian ini dianggap karena tidak dilakukannya vaksinasi PMK pada Oktober 2020, yang seharusnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Di tahun 2011, Wakil Direktur Ilmu Hewan Umum India (ICAR), K M L Pathak menyampaikan, India kehilangan Rs180 miliar setiap tahun karena penyakit mulut dan kaki terhadap sapi dan ternak.

“Kerugian itu karena produksi susu lebih rendah akibat PMK pada hewan dan daging hewan yang terinfeksi tidak baik untuk dikonsumsi,” kata Pathak.

Mengutip OIE, PMK adalah penyakit virus ternak parah dan sangat menulat yang berdampak signifikan bagi ekonomi. Tanda-tandanya demam dan luka, seperti melepuh di lidah dan bibir, mulut, puting susu, serta di antara kaku. Penyakit ini menimbulkan kerugian produksi yang parah, dan sementara sebagai besar hewan berangsur pulih, penyakit ini justru sering membuatnya semakin lemah.

Ada beberapa cara penyebaran penyakit ini, diantaranya melalui air liur, susu, air mani, kandang atau kendaraan pengangkut hewan terkontaminasi, jerami, pakan, air, atau susu yang telah terkontaminasi hewan terinfeksi PMK.

Di beberapa negara bagian Asia dan sebagian besar negara di Afrika serta Timur Tengah, PMK menjadi endemik. Namun, penyakit ini merupakan lintas batas yang dapat terjadi secara sporadis di daerah yang sudah bebas seperti yang terjadi saat ini.

Termasuk Australia, Selandia Baru, Indonesia, Amerika Tengah dan Utara, serta benua Eropa Barat juga bebas PMK. Namun, penyakit lintas batas yang dapat terjadi secara sporadis di daerah yang sudah bebas seperti yang terjadi saat ini.

Anggota DPR RI Fraksi PKS Komisi IV, drh. H. Slamet mengungkapkan kekecewaannya melalui akun Twitter miliknya.

Dia juga menyebut, import sapi dari India ini salah satu langkah yang sangat ceroboh.

Entah apa yang meyakini pemerintah untuk membuka kran impor dari India seperti ini. Namun, yang pasti, belum bebasnya India dari PMK dan belum adanya pengakuan internasional seharusnya menjadi pertimbangan serius. Sebab, kini harga hewan qurban juga diprediksi melonjak menjelang Idul Adha akibat wabah ini. Tentunya ini akan merugikan banyak pihak terlebih menjelang Idul Adha bulan depan. [rif]