Keputusan India yang melarang ekspor gandum menuai kritik tajam pada pertemuan menteri pertanian negara-negara industri G7 di Jerman. Mereka menilai akan memperburuk krisi kenaikan harga komoditas pangan dunia.
BARISAN.CO – Gandum adalah tanaman yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia sebagai makanan pokok. Dapat diolah menjadi tepung terigu, roti, mie, sereal, kue kering, dan lain-lain.
India menjadi produsen terbesar kedua di dunia setelah Cina. Pada Jumat (13/5/2022), pemerintah India mengumumkan akan melarang ekspor gandum. Alasannya, risiko ketahanan pangan dan gelombang panas yang terjadi di negara tersebut mengakibatkan terbatasnya produksi. Selain itu kenaikan harga domestik mencapai juga mencapai rekor tertinggi.
Menurut laporan pemerintah India, larangan ekspor gandum itu akan membantu negaranya untuk menghancurkan pemain asing termasuk China untuk menimbun gandum India untuk memanipulasi harga di pasar internasional. Larangan ekspor itu kemungkinan akan dicabut apabila situasi telah membaik.
Meski bukan salah satu pengekspor gandum utama, namun larangan itu memukul keras konsumen miskin di Asia dan Afrika dan mendorong kenaikan harga global. Pembatasan itu dilakukan agar India bisa memastikan penggunaan yang adil dan tepat dari stok gandumnya untuk memenuhi kebutuhan dunia, khususnya di negara-negara yang paling membutuhkan.
Pengumuman pemerintah India pun menuai kritik tajam pada pertemuan menteri pertanian negara-negara industri G7 di Jerman. Mereka menyebut, tindakan itu akan memperburuk krisi kenaikan harga komoditas.
Mengutip Economics Times, Menteri Pertanian Jerman, Cem Ozdemir mengatakan, jika semua orang mulai memberlakukan pembatasan ekspor atau menutup pasar, itu akan memperburuk krisis.
Diketahui, harga gandum global telah melonjak di tengah kekhawatiran pasokan menyusul invansi Rusia ke Ukraina mulai Februari lalu. Akibat invansi itu, kondisi pangan di Suriah memburuk karena mayoritas impor di sana berasal dari Rusia.
Hal ini juga menimbulkan, kekhawatiran tentang tentang meningkanya proteksinisme menyusul penghentian ekspor minyak sawit dan mengerem ekspor gandum di India. OXFAM juga telah memprediksi ratusan juta orang diperkirakan akan jatuh ke tingkat kemiskinan ekstrem dan kelaparan massal bisa terjadi tahun ini akibat kenaikan harga pangan di pasar global.
Para menteri G7 mendesak negara-negara untuk tidak mengambil langkah pembatasan yang dapat menambah tekanan lebih besar.
“Kami menyerukan India untuk memikul tanggung jawabnya sebagai anggota G20,” tambah Menteri Pertanian Jerman itu.
Para menteri pertanian juga akan merekomendasikan topik tersebut akan dibahas pada KTT G7 pada bulan Juni. Perdana Menteri India, Narendra Modi telah diundang untuk hadir. [rif]