Scroll untuk baca artikel
Berita

Ambisi Prabowo Diadang Fakta: Produksi Pangan 2024 Anjlok

×

Ambisi Prabowo Diadang Fakta: Produksi Pangan 2024 Anjlok

Sebarkan artikel ini
Produksi Pangan 2024 Anjlok
Foto: @Prabowoubianto

Benarkah Indonesia siap swasembada, jika produksi kedelai, susu, dan daging justru anjlok pada 2024?

BARISAN.CO – Produksi pangan nasional pada tahun 2024 mengalami penurunan tajam di sejumlah komoditas utama. Penurunan ini menjadi tantangan serius bagi tekad Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan.

Menurut Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, kondisi ini sangat mengkhawatirkan.

“Saat Presiden Prabowo menyampaikan keyakinannya Indonesia bisa swasembada dalam beberapa tahun, yang terjadi justru sebaliknya. Produksi pangan 2024 malah menjadi yang terendah dalam beberapa tahun terakhir untuk sejumlah komoditas,” kata Awalil.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi padi sepanjang Januari–Juni 2025 diperkirakan mencapai 32,57 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat 11,17% dibanding periode yang sama tahun 2024. Namun, Awalil menekankan bahwa kenaikan ini tidak bisa dianggap sebagai prestasi luar biasa.

“Kenaikan itu lebih karena basis data produksi 2024 yang terlalu rendah, bukan karena ada lonjakan nyata produktivitas,” ujarnya.

Ia menambahkan, produksi 2025 masih di bawah capaian 2018 yang sempat mencapai 35,19 juta ton GKG.

Hal serupa juga terjadi pada produksi beras. Dari konversi padi tersebut, produksi beras pada Januari–Juni 2025 diperkirakan sebesar 18,76 juta ton, naik dibanding 2024.

Tapi menurut Awalil, angkanya masih tertinggal dari capaian tahun-tahun sebelumnya, termasuk 2022 dan 2023.

Untuk komoditas jagung pipilan kering kadar air 14%, produksi pada Januari–Juni 2025 diperkirakan sebesar 8,07 juta ton, meningkat 12,88% dari tahun sebelumnya.

Namun, kenaikan ini juga disebut Awalil sebagai “ilusi statistik” karena hanya sedikit lebih tinggi dibanding produksi 2022 yang sebesar 8,02 juta ton.

“Ini menandakan bahwa kita sebenarnya stagnan dalam produktivitas jagung. Kalau dilihat jangka panjang, tidak ada terobosan nyata,” ujar Awalil lagi.

Penurunan paling signifikan terjadi pada produksi kedelai. Badan Pangan Nasional mencatat produksi kedelai 2024 hanya sebesar 176,72 ribu ton—terendah sejak 2015.

Awalil menyebut angka ini sebagai peringatan keras terhadap lemahnya kemandirian pangan dalam negeri.

Tak hanya itu, produksi daging sapi pada 2024 juga menurun menjadi 475.852 ton, dari sebelumnya 503.507 ton pada 2023. Produksi ini merupakan yang terendah kedua sejak 2011.

“Trennya menurun terus sejak 2017, bahkan sudah memasukkan hasil dari sapi impor yang dipelihara dulu,” jelas Awalil.

Produksi susu segar juga menunjukkan angka terburuk sejak 2015, yakni hanya sebesar 808.352 ton. Sementara produksi daging kambing dan domba tahun 2024 tercatat sebagai yang terendah sejak masing-masing tahun 2006 dan 2001.