BARISAN.CO – Hadirnya teknologi serta platform digital tentunya akan memudahkan kita untuk mendukung pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Semua ini sejalan dengan harapan Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi digital Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang yang telah berlangsung selama 3 tahun ini, telah membuat kondisi perekonomian di Indonesia begitu memprihatinkan. UMKM lah bentuk usaha produktif masyarakat yang terbukti mampu berkontribusi dalam membangkitkan roda perekonomian tanah air, termasuk pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Anggota Komisi I DPR RI, H. Bachrudin Nasori, S,Si., M.M mengatakan, UMKM di Indonesia dalam sebuah riset terbukti telah menjadi penyerap hasil produksi dari para penyedia bahan mentah.
“Selain itu UMKM juga berhasil membuka lapangan kerja bagi komunitas di lingkungan sekitarnya untuk membantu proses produksi dan pengoperasi bisnis,” kata Bachrudin selaku narasumber pada Seminar Merajut Nusantara yang digelar oleh BAKTI Kominfo dengan tema ‘Kolaborasi UMKM Go Digital untuk Memperluas Potensi Pasar’ secara virtual, Tegal (12/8/2022).
Menurutnya, kehadiran UMKM telah membuka kesempatan usaha baru bagi pedagang eceran dan distributor karena bisa menghadirkan lebih banyak variasi produk di pasar lokal.
“Digitalisasi UMKM juga krusial karena bisa meningkatkan kemampuannya untuk berbisnis mencapai pasar yang lebih luas,” ujar Bachrudin.
Keberadaan digitalisasi menjadi penting di masa sulit karena pandemi masih belum selesai. “Hal ini bisa membantu dan menopang UMKM dalam hal terjadi penurunan penjualan, penyusutan sumber permodalan serta penyumbatan jalur distribusi,” sebut Anggota Komisi I DPR RI Dapil Jawa Tengah IX.
Ia juga menambahkan bahwa pentingnya kolaborasi antar sektor bisa terjadi dengan maksimal untuk memberikan UMKM literasi digital sehingga digitalisasi bisa dirasakan secara merata oleh puluhan juta pelaku UMKM di Indonesia.
“Jika peningkatan literasi digital UMKM menyentuh hingga 50 persen, maka akan berdampak pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan nilai yang diperkirakan sebesar 38 miliar dolas AS,” pungkasnya.
Sementara itu narasumber selanjutnya, Prof. Henri Subiakto selaku Guru Besar FISIP Universitas Airlangga Surabaya mengatakan bahwa benar apabila teknologi digital kita gunakan dengan benar akan membawa manfaat yang sangat luar biasa, salah satunya luasnya potensi pasar pada dunia bisnis.
Ia menyebutkan, pengguna internet di Indonesia sekarang ini sudah mencapai 204,7 juta. Oleh karena itu apabila kita memasarkan produk kita di ecommerce maka potensi pasar kita di Indonesia bisa mencapai angka tersebut.
“Kita bisa memasarkan produk kita dari Sabang hingga Marauke, asal daerah tersebut memiliki fasilitas logistik seperti Kantor Pos atau JNE,” ujar Henri.
Berdasarkan data dari databoks.co.id, 2021, Indonesia mengalami pertumbuhan e-commerce paling pesat dan menempati posisi pertama di dunia. selain karena jumlah penduduk yang besar, masyarakat Indonesia termasuk cukup adaptif dalam menyerap informasi dan perkembangan teknologi sehingga menjadi ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan e-commerce.
“Sementara itu, berdasarkan survei dari We Are Sosial pada April 2021, mellaui katadata diinformasikan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia sebanyak 81% membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Presentase tersebut menempatkan Indonesia menjadi posisi pertama dan tertinggi di dunia,” jelas Guru Besar FISIP Universitas Airlangga.
Berdasarkan hasil riset dari JakPat pada 2 Februari 2021, mengenai alasan konsumen berbelanja daring, mayoritas konsumen memilih karena tak perlu pergi ke ana pun sebanyak 78,3% responden.