Scroll untuk baca artikel
Terkini

Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

Redaksi
×

Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

Sebarkan artikel ini

“Kita bisa memasarkan produk kita dari Sabang hingga Marauke, asal daerah tersebut memiliki fasilitas logistik seperti Kantor Pos atau JNE,” ujar Henri.

Berdasarkan data dari databoks.co.id, 2021, Indonesia mengalami pertumbuhan e-commerce paling pesat dan menempati posisi pertama di dunia. selain karena jumlah penduduk yang besar, masyarakat Indonesia termasuk cukup adaptif dalam menyerap informasi dan perkembangan teknologi sehingga menjadi ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan e-commerce.

“Sementara itu, berdasarkan survei dari We Are Sosial pada April 2021, mellaui katadata diinformasikan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia sebanyak 81% membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Presentase tersebut menempatkan Indonesia menjadi posisi pertama dan tertinggi di dunia,” jelas Guru Besar FISIP Universitas Airlangga.

Berdasarkan hasil riset dari JakPat pada 2 Februari 2021, mengenai alasan konsumen berbelanja daring, mayoritas konsumen memilih karena tak perlu pergi ke ana pun sebanyak 78,3% responden.

“Ragam diskon jadi daya tarik 76,6% responden untuk berbelanja daring. Sementara itu ada 30,3% responden pula yang berbelaja secara virtual karena barang hanya dapat dipesan daring,” sebutnya.

Ia juga menyebutkan beberapa alasan mengapa kita harus berbisnis online, yaitu karena dapat menjangkau pasar yang luas, dapat memangkas biaya sewa tempat, tidak harus memiliki lokasi bisnis, dan memiliki potensi pendapatan yang tidak terbatas. Selain itu digitalisasi tidak hanya bisa kita gunakan untuk promosi, tapi juga bisa untuk pembayaran, sistem produksi, dan jasa antar logistik.

Sementara itu narasumber terakhir, Wakil Bupati Tegal, Sabilillah Ardie, B.Sc mengatakan bahwa saat ini kita sudah berada pada fase era industri 4.0. Era ini hadir sangat cepat karena adanya dampak dari pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk tetap bekerja walau hanya dari rumah.

Saat ini Kabupaten Tegal sedang mengalami Bonus Demografi, kondisi ini terjadi karena 50% penduduk Tegal didominasi oleh usia produktif dan dalam waktu 10 tahun diperkirakan akan naik menjadi 55%. Generasi milenial dan Gen Z sebagai generasi usia produktif memiliki tingkat pemahaman yang cepat, sehingga bisa berinovasi dengan mudah.

Ditengah gencarnya pemanfaatan digitalisasi pada masa pandemi memaksa pelaku UMKM untuk turut Go Digital untuk memasarkan produknya.
“Sayangnya ada beberapa infrastruktur yang belum memadai, seperti di daerah Jatinegara dan Bumi Jawa yang beberapa wilayahya yang masih blankspot yang menjadi salah satu tantangan bagi pelaku UMKM di Tegal untuk Go Digital,” sebut Sabilillah.