GeoAI sangat hemat waktu, hemat energi dan tentu hemat biaya.
BARISAN.CO – Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Badan Informasi Geospasial (BIG) Dr. Ir. Ade Komara mengingatkan perlunya percepatan penyediaan peta dasar skala besar. Peta ini sebagai infrastruktur utama yang akan menjadi acuan bagi institusi/industri dalam membuat peta-peta tematik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
“Tantangannya adalah diperlukan teknologi dan metode yang ekonomis, cepat, akurat dan bagus kualitasnya,” kata Ade dalam GeoAI Summit 2022 bertajuk “Making Indonesia 4.0” di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Menurut Ade, Pemerintah memiliki aspirasi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang unggul di era ekonomi digital pada tahun 2045.
“Ini menjadi salah satu prioritas untuk mengantarkan target visi Indonesia Maju 2045 seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Ditambahkan Ade, pemanfaatan Geo Artificial Intelligence (GeoAI) saat ini merupakan teknologi yang memenuhi prasyarat tersebut.
“Otomasi penggunaan AI dalam aplikasi program di BIG ternyata dapat menghemat lebih dari 79% waktu proses pengolahan data dibanding pengolahan secara manual,” ujarnya.
“GeoAI sangat hemat waktu, hemat energi dan tentu hemat biaya,” papar Ade.
Ade juga menegaskan perlunya memperkuat peran strategis BIG saat ini dengan dukungan penuh dari Pemerintah. Termasuk meningkatkan koordinasi dan integrasi dengan institusi lain.
“Dengan segala keterbatasan, BIG tetap dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mengintegrasikan data dan informasi geospasial yang bisa diakses dengan mudah oleh publik,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusdatin (Pusat Data dan Informasi Teknologi) Kementrian PUPR Nazib Faizal menyatakan pemanfaatan GeoAI saat ini yang diaplikasikan di kementriannya sangat membantu untuk mempercepat proses pengambilan keputusan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan.
“Implementasi GeoAI di Kementerian PUPR sangat signifikan,” katanya.
GeoAI, sambung Nazib adalah kebutuhan masa depan untuk pengambilan keputusan dengan basis data yang akurat sehingga eksekusi kebijakan bisa tepat sasaran menggunakan parameter-parameter dan data yang cukup valid serta terintegrasi.
“Dalam kasus gempa bumi di Cianjur hal pertama yang dilakukan Kementerian PUPR adalah melakukan monitoring dengan pemanfaatan GeoAI sebagai langkah untuk menentukan titik-titik lokasi dan bangunan yang mengalami kerusakan parah sehingga ada skala prioritas untuk diberikan bantuan secara langsung,” katanya mencontohkan.
Karena otak kita terbatas dalam mengolah data, sambung Nazib, maka kita butuh GeoAI.
“Kementerian PUPR sudah membangun simpul jaringan berbasis GeoAI,” kata Nazib.
BARISAN.CO – Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Badan Informasi Geospasial (BIG) Dr. Ir. Ade Komara mengingatkan perlunya percepatan penyediaan peta dasar skala besar. Peta ini sebagai infrastruktur utama yang akan menjadi acuan bagi institusi/industri dalam membuat peta-peta tematik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
“Tantangannya adalah diperlukan teknologi dan metode yang ekonomis, cepat, akurat dan bagus kualitasnya,” kata Ade dalam dalam GeoAI Summit 2022 bertajuk “Making Indonesia 4.0” di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Menurut Ade, Pemerintah memiliki aspirasi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang unggul di era ekonomi digital pada tahun 2045.
“Ini menjadi salah satu prioritas untuk mengantarkan target visi Indonesia Maju 2045 seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Ditambahkan Ade, pemanfaatan Geo Artificial Intelligence (GeoAI) saat ini merupakan teknologi yang memenuhi prasyarat tersebut.