Scroll untuk baca artikel
Terkini

Infak Sampah, Lazisnu Batam: Sampah jadi Ladang Pahala

Redaksi
×

Infak Sampah, Lazisnu Batam: Sampah jadi Ladang Pahala

Sebarkan artikel ini

Lazisnu Batam luncurkan program infak sampah dan hasilnya akan digunakan 100 persen untuk program sosial lainnya

BARISAN.CO – Dewan Pengawas Lazisnu Kota Batam,  Ali Mubaidah menyampaikan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh (Lazis) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Batam akan merilis program infak sampah.

“Program ini merupakan terobosan pengumpulan dana dengan memanfaatkan sampah atau limbah plastik yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis,” imbuhnya, Rabu (16/3/2022).

Ali Mubaidah yang akrab disapa Gus Ali mengatakan kita bakal menyulap sampah yang ada di Batam menjadi sumber pahala.

“Dengan program infak sampah, siapapun bisa memberikan sedekah dengan hanya memanfaatkan sampah,” terangnya.

Untuk memaksimalkan program, infak sampah akan terus dikampanyekan Lazisnu Batam dengan menggandeng beberapa pihak, misalnya Sekolah dan lembaga-lembaga publik.

Gus Ali menambahkan  secara tehnis nanti kita akan menggandeng sekolah dan lembaga-lembaga publik. Nanti di tempat yang sudah bekerjasama dengan lazisnu akan diletakkan tong sampah khusus dengan lebel Infak Sampah Lazisnu.

“Sampah tersebut akan diangkut secara berkala oleh petugas lazisu dan dikumpulkan di Bank sampah milik Lazinu. Dan hasilnya akan digunakan 100 persen untuk program sosial lainnya. Jadi dengan program ini sampah jika dikelola dengan benar bisa menjadi bekah bagi umat,” jelasnya

Lebih lanjut Ia menjelaskan, program Infak sampah ini memiliki dua manfaat sekaligus. Pertama nilai ekonomis sampah yang bisa digunakan sebagai pembiayaan program sosial. Yang kedua program infak sampah juga menjadi wadah kampanye lingkungan, bahwa menjaga kebersihan adalah sebagian daripada iman.

“Jadi dua ‘campaign‘ akan dilakukan bersamaan, pertama soal lingkungan dan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan dan kampanye program sosial yang dibiayai dari pengelolaan sampah,” jelasnya.

Menurut Gus Ali, yang paling penting adalah menanamkan ke mindset masyarakat Batam bahwa sesuatu yang dianggap tidak berharga, tidak boleh dipandang sebelah mata.

“Sebab di tangan yang benar, semua bisa memiliki manfaat dan berdayaguna,” pungkasnya.  [Luk]