Oleh: Nur Ali
Peristiwa Isra Mi’raj, di Sidratul Muntaha Nabi Muhammad mendapatkan perintah dari Allah Swt untuk melaksanakan shalat 50 kali dalam sehari semalam. Di malam yang penuh dengan kebekahan tersebut Nabi Muhammad tidak langsung mendakwahkan perintah shalat tersebut. Namun beliau bersilaturahmi kepada Nabi Musa di langit keenam.
Di langit keenam ini, perintah Tuhan dikritisi dan dikaji ulang oleh Nabi Musa As. Atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad kembali menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memohon keringanan jumlah kewajiban shalat.
Bahkan saat kembali bersua Nabi Musa, Nabi kembali diminta untuk menghadap untuk memohon keringanan. Hingga akhirnya mendapat kewajiban shalat hanya 5 kali dalam sehari semalam.
Dalam hadits shahih, Imam Bukhari dan Muslim merekam pertemuan kedua Nabi yang bergelar ulul azmi. Perintah melaksanakan shalat sebanyak lima puluh waktu bagi Nabi Musa, perintah itu tidak akan mampu dilaksanakan oleh umatnya Nabi Muhammad Saw.
Berbekal pengalaman berdakwah kepada Bani Isra’il dan Fir’aun beserta kroni-kroninya. Nabi Musa bertanya kepada Nabi Muhammad dan mendapatkan jawabannya. Nabi Musa pun menyarankan kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Tuhan dan meminta keringanan.
Di Sidratul Muntaha, setelah mendapatkan saran dari Nabi Musa dan melihat kemampuan umatnya. Nabi Muhammad pun meminta keringanan kepada Yang Maha Suci, Maha Mendengar Allah, dan sesungguhnya Dia Maha Melihat. Permintaan dari hamba-Nya, diterima.
Setelah Nabi Muhammad mendapatkan pengurangan lima kali dalam sehari semalam. Beliau pun kembali bersilaturahmi kepada Nabi Musa. Dan rupanya, Nabi Musa pun kembali menyarankan kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Tuhan dan meminta keringanan.
Berjuang untuk umatnya dan begadang sepanjang malam, Nabi Muhammad bolak-balik antara Tuhan Tabaraka wa Ta’ala dan Nabi Musa. Di langit keenam dan Sidratul Muntaha, sampai pada akhirnya Allah berfirman:
“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan”.
Dalam hadits riwayat Muslim mengkisahkan peristiwa isra mi’raj tersebut. Diceritakan, Nabi Muhammad kembali turun dan kembali bertemu dengan Nabi Musa As. Lalu, Nabi Muhammad menceritakan hal ini kepada Nabi Musa.
Nabi Musa pun kembali berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka saya pun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai saya pun malu kepada-Nya”.
Jakarta, Maret 2021.