Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Fokus

Jalan Vaksin Masih Panjang

:: Redaksi Barisan.co
3 Februari 2021
dalam Fokus
Jalan Vaksin Masih Panjang

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin optimis, dalam upaya menciptakan herd immunity, pemerintah akan dapat memvaksin 181,5 juta rakyat cukup dalam waktu 15 bulan saja (Januari 2021-Maret 2022).

Optimisme tersebut bisa terpenuhi dan bisa tidak. Kalau tidak dimanajemen secara serius, sangat mungkin optimisme berubah amburadul.

Yang jelas, sejak dimulai pada 13 Januari lalu, program vaksinasi masih menunjukkan sejumlah masalah yang menghambat kelancaran. Paling banyak terkait distribusi, pendataan, pasokan vaksin, dan jumlah vaksinator. Dan agaknya penting digarisbawahi, bahwa masing-masing masalah tersebut menyumbang potensi ketertundaan.

Dalam soal distribusi misalnya, pun, juga memiliki anak masalah yang tak kurang-kurang jumlahnya. Ada soal geografis, ada soal force majeure seperti banjir dan ombak tinggi, dan lain-lain. Pada gilirannya, barangkali kita memang perlu mendudukkan optimisme pemerintah dengan pencermatan yang hati-hati.

BACAJUGA

Hari Anti-Hukuman Mati

Makin Banyak Negara yang Hapus Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Suud Rusli Terpidana Mati

Suud Rusli Menanti Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Tabel tahapan vaksinasi
Tahap PelaksanaanSasaranJumlah (juta orang)
(1) Jan-Apr 2021Tenaga kesehatan1,3
(2) Jan-Apr 2021Petugas publik & Lansia38,9
(3) Apr 2021-Mar 2022Masyarakat rentan63,9
(4) Apr 2021-Mar 2022Pelaku ekonomi77,4
  181,5

Sumber: SK Ditjen Pencegahan & Pengendalian Penyakit No. HK.02.02/4/1/2021.

Sinkronisasi Data

Data adalah titik berangkat program vaksinansi. Sayangnya, data juga menjadi masalah utama di sini. Menkes Budi Gunadi bahkan telah mengakui bahwa kementeriannya, sebagai penanggung jawab, tidak memliki data mutakhir yang dapat menunjang kemulusan program vaksinasi.

Budi kemudian menggunakan data pemilih dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menentukan penerima vaksin Covid-19. Data itu dianggap yang paling baru. Meski demikian, masih ada kendala untuk memetakan siapa saja yang termasuk prioritas penerima vaksin tahap-tahap awal.

Sejauh ini, masih ada banyak tenaga kesehatan (nakes) yang belum terdaftar dalam program vaksinasi Covid-19, menurut Ikatan Dokter Indonesia. Adapun mereka mengalami kesulitan untuk mendaftarkan diri, dan nyaris belum ada solusi di soal ini. Padahal, penting untuk mencapai target vaksinasi 1,3 juta orang nakes sebagai prioritas demi penanganan pandemi.

Jumlah Vaksinator

Presiden Jokowi menargetkan Indonesia dapat melakukan vaksinasi terhadap 181,5 juta orang dalam 15 bulan untuk menciptakan herd immunity. Namun, melihat jumlah SDM vaksinator yang ada, target itu lebih mirip angka kosong daripada sesuatu yang dapat diupayakan.

Kebutuhan vaksinator dan kemampuannya jelas akan memengaruhi kualitas vaksin Covid-19. Sementara itu, vaksinator Indonesia hanya 23 ribu orang, dan itu merupakan jumlah yang tidak ideal.

Asumsikan seorang vaksinator mampu menyuntik sebanyak 20 dosis/hari. Maka, hanya akan didapatkan angka vaksinasi 460 ribu dosis/hari. Jika para vaksinator tidak diberikan hari libur dalam sebulan penuh, maka Indonesia dapat menyuntikkan sebanyak 13,8 juta dosis/bulan.

Jangan lupa bahwa tiap satu orang membutuhkan 2 kali vaksin dalam sebulan. Dengan begitu, maka 13,8 juta dosis dibagi dua, hasilnya hanya akan ada 6,9 juta orang yang divaksin dalam sebulan, atau setara dengan 103,5 juta orang dalam 15 bulan. Jumlah yang masih sangat jauh dari standar WHO untuk menciptakan herd immunity.

Setelah dua pekan bergulir, tepatnya memasuki 31 Januari, pun, tampak betapa target sulit tercapai. Baru sekitar 500 ribu orang yang disuntik, atau 0,19 per 100 penduduk menurut Our World in Data. Bandingkan dengan jumlah vaksinasi Turki yang sebanyak 2,36 per 100 penduduk. Ada pula Uni Emirat Arab 33,71 per 100 penduduk.

Grafik: vaksin per 100 orang

Sumber: Our World in Data.

Pasokan Vaksin

Salah satu alasan pemerintah optimis menyelesaikan program vaksinasi dalam 15 bulan, adalah klaim tentang sudah cukupnya pasokan vaksin. Saat ini, telah tersedia 3 juta dosis vaksin Sinovac di kantong pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga sudah memesan 50 juta dosis vaksin Novavac dari Kanada, 54 juta dosis vaksin Covax, 50 juta dosis vaksin AstraZaneca, dan 50 juta dosis vaksin Pfizer.

Namun penting diperjelas kembali, bahwa semua yang dipesan ini berstatus ‘on progress’. Artinya, barang belum di tangan dan masih diusahakan.

Tentu status ‘on progress’ ini perlu dikaitkan dengan dinamika politik dunia, yang cenderung masih bisa mengubah segala sesuatunya. Apalagi, belakangan muncul fenomena ‘vaksinasionalisme’, di mana negara-negara memainkan sentimen nasionalisme dan kekuatan ekonomi untuk saling berebut vaksin. Fenomena ini terutama terjadi di kalangan negara-negara maju.

Hari ini, 27 negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE) menjadi pemain utama isu vaksinasionalisme. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, UE mengonfirmasi bahwa mereka telah memberlakukan kontrol ekspor vaksin Corona yang dibuat di wilayahnya. Semua itu dilakukan untuk memastikan bahwa anggota UE mendapat giliran pertama soal ketersediaan vaksin.

Menanggapi maraknya vaksinasionalisme itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar negara-negara dunia berkomitmen saling berbagi vaksin. Jangan sampai, kata dia, “Ketika sains telah berhasil (mengembangkan vaksin), solidaritas cenderung gagal.”

Bagi Indonesia, isu ini jelas harus diantisipasi. Jika sentimen nasionalisme antarnegara kaya ini tereskalasi menjadi perang dagang, Indonesia sebagai negara kelas ketiga jelas tidak diuntungkan. Program vaksinasi bisa lebih panjang dari yang direncanakan. []

———-

Indeks Laporan:

  1. Jalan Vaksin Masih Panjang
  2. Tanda Tanya Efektivitas Vaksinasi Covid-19
  3. Mengenal Jenis Vaksin Covid-19 yang akan Digunakan di Indonesia

Penulis: Ananta Damarjati

Topik: FokusVaksin Covid-19
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Hari Anti-Hukuman Mati
Fokus

Makin Banyak Negara yang Hapus Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Suud Rusli Terpidana Mati
Fokus

Suud Rusli Menanti Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Anti Hukuman Mati
Fokus

Milenial Memandang Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber
Fokus

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber

15 Desember 2021
Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam
Fokus

Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam

15 Desember 2021
Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS
Fokus

Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS

15 Desember 2021
Lainnya
Selanjutnya
Lagi Viral, 7 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Sinetron ‘Ikatan Cinta’

Lagi Viral, 7 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Sinetron ‘Ikatan Cinta’

Utang pemerintah

Mengerti Utang Pemerintah [Bagian Tujuh]

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023
Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

26 Januari 2023
Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

26 Januari 2023
Menciptakan Wirausaha Muda

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

26 Januari 2023
pH Tubuh

Berbahaya Jika pH Tubuh Terlalu Asam

26 Januari 2023
sholawat bulan rajab

Lirik Sholawat Bulan Rajab Teks Arab, Latin dan Artinya

26 Januari 2023

SOROTAN

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

:: Anatasia Wahyudi
25 Januari 2023

Di mana pun mereka berada, anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan menderita dari standard hidup yang buruk, mengembangkan lebih sedikit keterampilan...

Selengkapnya
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang