“Ketika saya berbicara tentang ketakutan, intimidasi, penangkapan, dan penghinaan publik terhadap para intelektual dan pemimpin agama yang berani mengungkapkan pikiran mereka, dan kemudian saya memberi tahu kalian bahwa saya dari Arab Saudi, apakah kalian terkejut?”Jamal Khashoggi, Washington Post, 18 September 2017
MBS merasa terusik. Dia pun mengutus utusannya untuk membujuk Jamal kembali ke Arab Saudi. Jamal skeptis. Ketika Jamal terus mengkritik kebijakan Saudi, MBS meningkatkan tekanan mengintimidasinya dan membungkamnya. Bahkan, meretas telepon Jamal.
Pemerintah Saudi melihat ada kesempatan menghabisi Jamal saat dia pergi dengan tunangannya ke Turki.
Saat memasuki Konsulat Saudi di Turki, kerajaan Saudi telah menerbangkan tim operasi khusus untuk membunuhnya. Jamal disuntik dengan sejumlah obat yang mengakibatkannya overdosis. Kemudian, tubuhnya dimutilasi. Intelijen Turki menunjukkan, Jamal mungkin telah mati dalam waktu 10 menit setelah memasuki Konsulat.
Desember 2018, Jamal mendapatkan penghargaan dari majalah Time untuk karyanya dalam jurnalisme lain dengan jurnalis lain yang menghadapi penganiayaan politis atas pekerjaannya. Majalah Time menyebut, Jamal sebagai Penjaga dalam Perang Melawan Kebenaran.
Laporan intelijen AS pada Februari 2021 menyimpulkan, pembunuhan Jamal dilakukan atas nama dan disetujui oleh MBS. Akan tetapi, kini AS justru mempertimbangkan kekebalan terhadap MBS.