Scroll untuk baca artikel
Kolom

Jejak Anies dalam Jakarta Kota Sastra Dunia

Redaksi
×

Jejak Anies dalam Jakarta Kota Sastra Dunia

Sebarkan artikel ini

Termasuk gugatan lainnya terkait buku-buku yang diterjemahkan juga lebih banyak karya sastrawan atau penulis Jakarta. Termasuk soal representasi buku-buku atau sastra Islam yang tidak mendapat tempat. Belum lagi kontroversi soal dana Rp149 miliar.

Korupsi tidak terbukti walupun laporannya sudah ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Memang sebuah konsep atau ide hebat dan berani yang bisa mengujinya adalah waktu. Setelah sekian lama salah satu hasilnya bisa dirasakan Indonesia sekarang masuk dalam radar dunia dalam bidang literasi dan sastra.

Kota Budaya

Pembangunan infrastruktur tentu perlu. Tapi itu bukan yang utama. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat seni, budaya dan juga sastra juga penting. Ciri kota besar di antaranya memiliki pusat kebudayaan, pusat kesenian, ruang terbuka dan juga perpusatakaan.

Anies tidak mempertentangkan antara pembangunan infrastruktur dan SDM. Keduanya bisa digabungkan tanpa harus saling menihilkan. Misalnya Anies merevitalisasi bangunan fisik Taman Ismail Marzuki warisan Gubernur Ali Sadikin.

Berdekade-dekade meminjam istilah Anies biar tidak ada yang tersinggung — TIM ditelantarkan. Malah pada zamannya warisan intelektual Paus Satra Indonesia HB Jassin, PDS HB Jassin, hampir dihapus dari nomenklatur APBD Jakarta. Lembaga ini sempat sekarat.

Namun, ketika Anies datang, harta karun PDS HB Jassin yang telah menjadi inspirasi dan bahan penelitian ribuan sarjana hingga doktor serta melahirkan beragam buku dan karya ilmiah tersebut mendapat tempat yang layak dan anggaran reguler. Di kompleks itu juga di bangun Perpustakaan Daerah Jakarta dan toko buku kecil milik sastrawan Jose Rizal Manua pun tak terusik.

Sebagai upaya dan ikut berkontribusi menyosialisasikan Jakarta Kota Sastra Dunia, secara reguler Barisan.co akan menayangkan tulisan terkait segala aktivitas perbukuan di Jakarta yang dibuat oleh komunitas, swasta, BUMD dan BUMN.

Misalnya PD Pasar Jaya yang memiliki pusat perbukuan di Pasar Kenari. Pasar Kenari menampung pedagang buku yang sebelumnya berjualan sampai badan jalan di perempatan Senen.

Penerbit Komunitas Bamboe yang dikelola JJ Rizal juga akan mendapat liputan khusus termasuk Penerbit Balai Pustaka yang telah melahirkan begitu banyak sastrawan pada zamannya.

Penasaran? Ditunggu penayangannya.