“Maksud Anda?” Jeng Susi balik bertanya.
“Maksud saya, ya atau tidak siap bergabung,” timpal sang wartawan.
“Saya tidak suka dengan jawaban ya dan tidak. Jawaban itu tidak kreatif. Kurang eksplorasi. Dari jawaban tersebut tidak akan lahir wacana dan yang ada hanya hitam putih,” jawab Jeng Susi berapi-api.
“Saya tambah tidak mengerti. Jawaban Anda semakin abstrak.” komentar wartawan infotainmen itu sambil ngeloyor pergi.
Komentar Jeng Susi yang filosopis sudah pasti tidak akan menarik bagi tayangannya yang selalu mengeksploitasi perselingkuhan dan perceraian selebritas. Bahkan sudah pasti sang produser akan mentah-mentah menolaknya dan malah balik mencurigainya mendapat amplop.
Ujung-ujungnya sang produser yang sok tahu dan gila jabatan struktural minta ditraktir makan Gultik.
“Terus terang saja, saya trauma dengan partai politik.” Tiba-tiba Jeng Susi berucap dengan nada mengeluh.
“Bisa diperjelas, Jeng,” tanya seorang wartawan dari harian terbesar nasional yang kerap menulis masalah emansipasi wanita, feminisme, gender, dan advokasi perempuan, ini penasaran.
“Bekas suami saya orang partai,” jawab Jeng Susi.
“Siapa namanya?” Pertanyaan itu hampir serempak dilontarkan sekitar sepuluh wartawan yang merubunginya.
“Anda cari sendiri. Saya tidak akan menyebutkan identitasnya. Yang jelas saya pernah menjadi istrinya.”
“Kenapa bisa bercerai.” Kembali wartawan hampir serempak bertanya.
“No comment!”
* * *
Esoknya, sejumlah spekulasi pun menghiasai sejumlah koran nasional dan daerah. Sebuah surat kabar konservatif yang menghindari sensasi dan kini halamannya semakin tipis lantaran bersaing dengan medsos, menulis Jeng Susi pernah menikah dengan seorang anggota parlemen dari fraksi tertentu.
Sedangkan sebuah koran yang mengandalkan pendapatan dari menjual oplah lumayan berani. Jeng Susi langsung ditulis pernah berhubungan gelap dengan anggota parlemen dari Partai Gigi Kuning yang dilengkapi inisial.
Sedangkan sebuah tabloid yang tak pernah menggaji karyawannya dan hanya modal kartu pers lebih berani lagi bahwa Jeng Susi sebenarnya adalah bekas istri simpanan yang pernah didamprat istri tua seorang angggota parlemen yang berasal dari daerah.
Setelah itu Jeng Susi tak ada kabar lagi.
Depok, 17 Desember 2022