“Kamu Rendy, ya? Mengapa bisa sampai ke sini, dan dari mana tahu bahwa Cecil sudah tidak ada?” tanya Siska masih sembab menangis karena ikut berdoa bersama untuk arwah adiknya.
Dengan gemetar bercucuran air mata, Rendy memberikan jepit emas kepunyaan Cecil dari tangannya kepada Siska, tanpa bisa berkata-kata.
“Ini … ini jepit rambut Cecil yang katanya ikut tenggelam di telaga! Tapi mengapa bisa sampai di tanganmu, Rendy?” tanya Siska terkejut.
“Kak … aku menemukannya tadi di jalanan menuju ke sini. Setelah mengantar Cecil pulang ke rumah ini dari pertemuan di telaga itu. Kami berbincang lama mengenang hubungan kami. Dia meminta maaf kepadaku … aku … aku …,” kata Rendy bergetar tak mampu meneruskan ceritanya.
Tangis pun pecah antara keduanya mendengar penjelasan Rendy yang mengharukan dan menakjubkan. Tak jauh dari mereka, sesosok arwah yang tak terlihat mata, ikut pula menangis sedih kemudian menghilang kembali ke asalnya.
* * *

Agung Wibowo; Penyair tinggal di Semarang, menulis puisi dan cerpen. Buku kumpulan puisi tunggalnya berjudul “Jalan Cinta.”