MENARIK apa yang disampaikan Presiden Jokowi kepada jurnalis majalah bergengsi asal Inggris, The Economist. Dalam wawancara khusus terkait KTT G20 yang ditayangkan kanal The Economist, Jokowi di akhir perbincangan menjawab pertanyaan seputar rencana kegiatannya selepas menjabat presiden pada 2024.
Jawabannya tidak terduga. Saya kira Jokowi akan menjawab basa-basi, “Saya akan pulang ke Solo untuk bermain dengan cucu atau menekuni bisnis lama.”
Tapi jawaban Jokowi bukan itu. Ia dengan meyakinkan akan pulang ke kota kelahirannya menjadi orang biasa dan akan bergiat dalam bidang lingkungan.
Bagi saya, ini jawaban mengejutkan. Pertama, dengan jawaban ini memastikan tidak ada lagi harapan, keinginan dan wacana tiga periode atau masa perpanjangan jabatan dalam kondisi apapun.
Kalau masih ada yang mewacanakan, itu kelompok liar dan hanya mencari perhatian.
Jokowi tidak sembarang bicara. Ia berbicara di hadapan The Economist. Berarti Jokowi bicara kepada masyarakat dan komunitas dunia. Bukan bicara ke media lokal untuk konsumsi relawan atau buzzer. Jelas dan clear.
Kedua, rencana Jokowi untuk bergiat dalam lingkungan menurut saya ini isu menarik. Karena kalau rencana ini benar, Jokowi selevel dengan Al Gore mantan Wapres Amerika yang sisa hidupnya digunakan sebagai aktivis iklim dan lingkungan hidup.
Namun dalam kasus Jokowi, saya juga melihatnya sebagai ‘pertobatan’ atau bentuk utang budi Jokowi kepada alam dan lingkungan Indonesia selam 10 tahun berkuasa.
Jokowi telah banyak membangun infrastruktur monumental dari mulai jalan tol, bandara, kereta cepat Jakarta -Bandung proyek strategis smelter dan puncaknya Ibu Kota Negara (IKN).
Jelas, pembangunan yang sangat masif itu telah berkontribusi pada kerusakan lingkungan, memusnahkan keragaman hayati, menyingkirjan fauna serta menyumbang pada pemanasan global.
Jadi, anggap saja rencana Jokowi pasca lengser dari presiden pada 2024 sebagai penyucian diri dan perasaan bersalah atas lingkungan dan alam Indonesia.
Upaya dan rencana Presiden Jokowi saya kira perlu diapresiasi dan bilaperlu kita kawal untuk sama-sama bergiat dan berkolaborasi menyelamatkan lingkungan dan alam Indonesia.
Apalagi, kalau Presiden Jokowi membatalkan pembangunan IKN. Pak Jokowi layak disebut pegiat lingkungan sejati. [rif]