Scroll untuk baca artikel
Blog

Judi, Martabak, Terorisme

Redaksi
×

Judi, Martabak, Terorisme

Sebarkan artikel ini

TAK terbayangkan bagaimana cara berpikir petaruh. Bertaruh untuk mendapatkan sesuatu yang tidak pasti. Apalagi materi yang dipertaruhkan begitu tinggi. Dia berani menjual rumah, tanah, menguras tabungan. Betapa tidak. Dia dijanjikan uang taruhannya akan kembali seribu kali lipat. Ini sungguh perjudian tergila. Tapi banyak orang percaya. Tentu dia adalah orang yang punya jiwa penjudi sinting.

Seorang pedagang martabak tersenyum-senyum saja saat ditawari perjudian maya itu. Baginya itu samasekali tidak masuk akal..akal yang biasa-biasa saja.

Jelas dia telah melepaskan semua harta yang ada. Dan dia sudah pasti meyakini perolehan fantastis itu: seribu kali lipat! Dia bisa mendapatkan apa saja yang bakal ia inginkan. Tidak hanya harta belimpah tapi juga mungkin kekuasaan. Kalau perlu karier pun akan juga dipertaruhkan..dilepas demi kekuasaan yang sangat menggiurkan itu.

Seorang pedagang martabak tersenyum-senyum saja saat diiming-imingi fatamorgana itu. Baginya itu sungguh tidak masuk akal..apalagi akal sehat.

Dia pun membalikkan dunia tahayul menjadi alam nyata. Tujuannya jelas: harta dan kekuasaan. Dia kerahkan seluruh tenaga untuk memutar-balik waktu. Kalau perlu memberhalakan klenik dalam aroma agama. Mengklaim bahwa penguasa yang sebenarnya adalah musuh agama. Dia beli mulut besar untuk menyuarakan itu bersama mulut-mulut busuk di seluruh negeri. Dia tak sabar untuk berada di singgasana yang sebenarnya kursi biasa. Dia mengira penguasa adalah raja diraja, padahal itu adalah pemimpin dan pemimpin lebih sebagai penggembala.

Seorang pedagang martabak tersenyum-senyum saja saat dininabobokan khayalan itu. Baginya hidup biasa-biasa saja..pedagang dan pemimpin samasaja: harus bekerja keras.

Puncak dari kemalasan dan pengangguran adalah: terorisme !

Dan…

Politik adalah kotoran dunia…..