BARISAN.CO – Lurah Kelurahan Taman Sari, Jakarta Barat, Abdul Malik Raharusun, setiap Jumat pagi membiasakan diri bersepeda keliling wilayah kelurahannya sambil melihat barangkali masih ada permasalahaan di wilayahnya yang perlu ditangani.
Sebelum pandemi Corona Virus 2091 (Covid-19), kegiatan itu lazim disebut Jumat Pagi Keliling (JUMLING) untuk belanja masalah lalu pada hari Minggunya diadakan Kerja Bakti (KERBAK) Kampung. Tapi kerana suasana pandemi, sementara JUMLING dan KERBAK Kampung ditiadakan.
Lebih dari 30 menit bersepeda, sekitar pukul 07.35 WIB, sampailah Lurah Malik di Sekolah PAUD Anggrek Tarbiyatul Fallah RW.005. Ia menyapa Muhammad Zulkifli yang duduk pada beton yang menempel pada pagar PAUD itu, di sampinginya ada dua tongkat dan kaki kanannya tampak puntung hanya menggantung. Warga biasa memanggil pria itu dengan panggilan Bang Zul.
Pada teras PAUD Anggrek Tarbiyatul Fallah yang berdiri memanfaatkan Kali Beton batas Kelurahan Taman Sari dan Kelurahan Maphar, Bang Zul mengisahkan sedikit kisah hidupnya.
Bang Zul lahir 46 tahun silam di Taman Sari, kedua orangtuanya adalah perantau Bogor. Almarhum Bapak Bang Zul, Sarip Djahemi bekerja sebagai LINMAS dan petugas kebersihan RW.005.
Pada suatu waktu di tahun 2011 dimana Bang Zul baru sepekan menikah, bocah-bocah tanggung dua kelompok terlibat tauran. Bang Zul tidak jauh dari lokasi tauran, Ia mencoba melerai tauran itu.
Alih-alih tauran itu berhenti, satu Roda Gir dari bocah tanggung yang terlibat tauran itu menyerempet dan merobek bagian betis kanan Bang Zul. Ia terluka cukup parah. Lalu karena mengidap diabetes basah, luka akibat tauran bocah tanggung tauran itu semakin parah, dokter pun memutuskan kaki kanan Bang Zul diamputasi. Perih lukanya, perih hati Bang Zul. Hari dimana Bang Zul masih merayakan nikmat menikah menjadi buyar.
Masih di lokasi PAUD itu juga, Malik menelpon Ustadz Sholeh, sahabatnya di BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta, Malik lalu bercerita singkat dan mengirimkan foto lewat WhatsApp, Ustaz Sholeh merespon, Ia hanya membutuhkan sebuah surat pengantar dari Lurah, dilampirkan foto copy KTP dan Kartu Keluarga Bang Zul.
Alhamdulillah sepekan kemudian, Rabu, 06 Oktober 2021, lewat kolaborasi Kelurahan, BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Peduli Tuna Daksa, kaki palsu kanan Bang Zul sudah terpasang. Ditemani Lurah Abdul Malik Raharusun, Sekretaris Kelurahan Lina Agustina dan RW.005 Pak Supriyadi, Bang Zul melakukan pengukuran dan pemasangan kaki palsu. Saat pertama kali Ia melangkah dengan kaki kanannya, air matanya menetes.
Suatu pagi pada Kamis 07 Oktober, tidak seperti pagi-pagi sebelumnya 10 tahun berlalu, Bang Zul akan tetap duduk pada tembok PAUD Anggrek Tarbiyatul Fallah mengawali aktivitasnya dengan secangkir Teh Tawar. Bang Zul tersenyum, kini kedua kakinya menggantung sempurna pada tembok PAUD.
“Terimakasih BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Peduli Tuna Daksa, Jakarta atas kolaborasi dan atensinya,” ucap Abdul Malik Raharusun. [rif]