Scroll untuk baca artikel
Blog

Kampung Pancasila, Kota Semarang Miniatur Indonesia

Redaksi
×

Kampung Pancasila, Kota Semarang Miniatur Indonesia

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan kampung pancasila di Kota Semarang sudah tersebar di 16 kecamatan. Dibentuknya Kampung Pancasila di dasari peristiwa pilkada tahun 2019, kita diperlihatkan betapa nilai-nilai pancasila belum membumi.

“Kota Semarang adalah miniatur Indonesia, oleh karena diharapkan melalui Kampung Pancasila dapat membumikan nilai-nilai pancasila. Inti dari pancasila yakni gotong royong,” imbuhnya dalam acara Dialog Kebangsaan dengan tema Membumikan Pancasila Melalui Kampung Pancasila di Kota Semarang yang diselenggarakan Pemkot Semarang dan Jawa Pos Radar Semarang di Noormans Hotel, Selasa (28/6/2022).

Melalui sikap gotong royong inilah menurut Hendrar Prihadi, keguyuban masyarakat dapat terjalin. Misalnya jika ada kegiatan masyarakat saling berbagi, bukan mengosip antar tetangga tetapi saling rukun dan guyub.

“Di Kota Semarang itu banyak suku, ras, dan agama oleh karena itu ini bisa menjadi percontohan berdirinya Kampung Pancasila. Harapannya tidak hanya per-Kecamatan, namun Kampung Pancasila dapat membumi di setiap aspek kehidupan masyarakat,” terang Wali Kota yang akrab disapa Hendi.

Menurut Hendi, antara Kampung Pancasila dengan kampung tematik yang anggarananya sampai 200 juta itu berbeda.

“Kampug tematik lebih pada gerakan meningkatkan perekonomian masyarakat yang di dalamnya ada nilai-nilai Pancasila yang tertanam. Sedangkan Kampung Pancasila dilatarbelakangi rasa gotong royong.

Melalui slogan Bergerak Bersama inilah Pemkot Semarang berusaha memfasilitasi, Hendi berpesan untuk senantiasa gurub, rukun, toleransi dan terlebih gotong royong.

Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Undip Dr Indriyanto mengatakan dibentuknya Kampung Pancasila ini harus dipahami dan mendarah daging untuk menanamkan nilai-nilai yang ada di sana, khususnya  kepada generasi muda dan anak-anak sejak dini.

“Semua sila yang ada mengatur kehidupan kita sehari-hari, dan perlu digelorakan. Karena sekarang mulai terkikis dan hilang,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu peserta Dialog Kebangsaan Achmad Robani Albar mengatakan di kampung kampung namanya Kampung Demokrasi Pancasila setiap sebulan sekali ada kajian. Kajian ini namanya ngaji Fadhilah Pancasila.

“Pengisinya dari berbagai kalangan mulai dari kiai, akademisi, kepolisian terlebih lagi pemerintah kota Semarang,” ujarnya. [Luk]