Opini

Kebijakan Moneter Tersandera Utang Luar Negeri, Investor Asing Diuntungkan

Anthony Budiawan
×

Kebijakan Moneter Tersandera Utang Luar Negeri, Investor Asing Diuntungkan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: Media Indonesia/ Rommy Pujianto

Dilematis. Sebaliknya, suku bunga tinggi akan menghambat pemulihan ekonomi. Serta merugikan perusahaan dan nasabah perorangan yang mempunyai pinjaman dalam rupiah. Total kredit dalam rupiah mencapai Rp5.000 triliun lebih (termasuk perusahaan pembiayaan). Dari jumlah tersebut, kredit konsumsi mencapai Rp1.600 triliun. Kelompok peminjam rupiah ini sangat dirugikan dengan kebijakan moneter mempertahankan suku bunga tinggi yang notabene menguntungkan investor asing.

Setiap penurunan 1 persen bunga kredit akan memberi tambahan likuiditas Rp50 triliun per tahun kepada kelompok peminjam rupiah. Penurunan bunga kredit yang ideal di masa resesi ini bisa mencapai 5 persen dibandingkan bunga kredit saat ini. Sehingga potensi kerugian masyarakat mencapai Rp250 triliun per tahun.

Kerugian mempertahankan suku bunga acuan jauh melampaui bantuan stimulus fiskal. Sehingga, menghambat pemulihan ekonomi nasional.

Kebijakan moneter saat ini tersandera dengan kondisi ekonomi yang lemah: defisit transaksi berjalan yang akut dan ULN yang besar. BI lebih memilih mempertahankan stabilitas rupiah yang menguntungkan investor asing. Meskipun kebijakan ini berpotensi menghambat pemulihan ekonomi nasional serta merugikan peminjam dalam rupiah di dalam negeri.

Jakarta, 18 September 2020


Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *