BARISAN.CO – Baru-baru ini, WhatsApp yang menggunakan teknologi enkripsi Signal, mengeluarkan persyaratan baru yang meminta pengguna untuk menyetujui pemilik platform layanan perpesanan itu, Facebook, beserta anak perusahaannya mengumpulkan data pengguna, termasuk nomor telepon dan lokasi mereka.
Sejumlah aktivis privasi mempertanyakan langkah “terima pengambilan data atau keluar” di Twitter, dan menyarankan pengguna untuk beralih ke aplikasi perpesanan lain, seperti Telegram dan Signal, seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (9/1/2021).
Akibatnya, aplikasi perpesanan Telegram dan Signal dilaporkan mengalami peningkatan penggunaan yang tiba-tiba. Apalagi Signal belakangan didukung oleh Elon Musk, orang terkaya di dunia ini.
Sebuah perusahaan analis data Sensor Tower menungkap, lebih dari 100.000 pengguna menginstal Signal di seluruh toko aplikasi Apple dan Google dalam dua hari terakhir, sementara Telegram memperoleh hampir 2,2 juta unduhan.
Sementara, pemasangan baru aplikasi WhatsApp turun 11 persen dalam tujuh hari pertama tahun 2021 dibandingkan dengan pekan sebelumnya, meskipun masih berjumlah sekitar 10,5 juta unduhan secara global, kata Sensor Tower.
WhatsApp sebelumnya mengatakan, apabila pengguna tidak setuju dengan persyaratan layanan dan kebijakan privasinya, pengguna bisa menghapus akunnya melalui bantuan laman help center di tautan berikut ini.
Meski demikian, akun milik pengguna yang tidak menyetujui kebijakan privasi baru ini masih akan tetap aktif sehingga pengguna dapat memilih untuk menyetujui update ini di kemudian hari.
Pilihan menolak (opt-out) pada kebijakan aplikasi hanya ditawarkan sebanyak satu kali, dan telah diberikan pada 2016. Sejak saat itu, WhatsApp tidak lagi menyediakan fitur pilihan ini di dalam aplikasinya.
Namun, WhatsApp berjanji akan berusaha untuk mematuhi pilihan opt-out untuk pengguna yang memilih menolak kebijakan yang telah diterapkan pada tahun 2016, meski pengguna tersebut kini menyetujui update kebijakan baru 2021.
“Pengguna dapat melihat status opt-out mereka di fungsi ‘download your data’,” tulis WhatsApp.
Belakangan, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/1/2021), WhatsApp menjelaskan bahwa pihaknya telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend sejak 2016. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur perusahaan.
Dalam kebijakan terbaru yang diumumkan awal 2021 ini, tidak ada perubahan tentang berbagi infrastruktur backend ini.
WhatsApp menegaskan bahwa update awal 2021 ini menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp-nya.
Artinya, percakapan yang terjadi pada akun bisnis tersebut akan disimpan di server Facebook. Meski demikian, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak. [rif]