Alhamdulillah, kita yang cuma modal spanduk, keringat, dan keikhlasan disambut baik,”Debby Sinthia (Relawan Aman)
BARISAN.CO – Banyak orang yang bergabung di dunia relawan politik. Ini juga yang dilakukan Debby Sinthia, SE., MM.
Perempuan yang akrab disapa Debby ini berjuang untuk mencalonkan Anies Baswedan dalam organisasi Anies Mania (Aman). Ketertarikannya kepada sosok Anies karena sebagai warga Jakarta, Debby menyaksikan langsung perubahan yang terjadi di sana.
Dia juga merupakan tim pemenangan Anies-Sandi pada Pilkada 2017. Debby mengatakan, karena berdomisili di Jakarta Pusat, dia begitu merasakan bagaimana sebelum dan setelah Anies menjadi Gubernur.
“Saya melihat sosok Pak Anies layak jd pemimpin . Keluarga besar saya juga kebetulan orang Minang sangat mendukung Pak anies dan Sandi saat 2017,” kata Debby pada Rabu (12/10/2022).
Menurutnya, Anies adalah sosok yang santun dan tak pernah obral janji, melainkan memberi bukti pasti.
Anies bukan satu-satunya tokoh yang santun. Banyak tokoh lainnya yang juga memiliki sifat ini. Namun, Debby mengutarakan, kesantunan Anies itu berbeda dari yang lainnya.
“Santunnya itu terpancar tidak hanya jadi Gubernur. Yang lain, santun, tapi tidak tulus, mereka hanya ingin dipilih. Kalau Pak Anies santunnya beda, aura ketulusannya terpancar,” tambah Debby.
Selama menjadi relawan, Debby pernah mengalami kejadian yang agak mengkhawatirkan. Tepatnya, 16 Juli lalu, dia dan kedua relawan dari Aman hanya bermodal spanduk datang ke wilayah Kerawang dan Tanjungpakis.
Ketiganya, datang karena ingin menyosialisasikan Anies Baswedan. Namun, di sana, mereka melihat ada timses lainnya berjumlah 50 orang sudah menyiapkan sembako dan uang.
Rasa minder pun muncul kala itu. Dengan keyakinan kuat, Debby beserta relawan lainnya pantang mundur.
“Tapi Alhamdulillah ke Aman dan ada pertemuan lanjutan. Alhamdulillah, kita yang cuma modal spanduk, keringat, dan keikhlasan disambut baik. Karawang dan Tanjungpakis sudah kami amankan,” lanjutnya.
Bahkan, lurah serta kadesnya menyambut mereka.
Saat ditanya, apakah sebagai perempuan ada ketakutan akan mengalami intimasi, Debby menjawab dengan lugas, tidak sama sekali.
“Tidak selalu perempuan itu di dapur. Perempuan juga banyak yang pintar. Jadi, itu pedoman saat turun ke daerah-daerah berdiskusi dengan warga,” jelasnya.
Menjelang purna tugas, Debby menyampaikan, banyak pencapaian yang diraih Anies selama memimpin Jkaarta.
“Salahsatunya banyak kegiatan positif di kelurahan dan kecamatan, apalagi PKK. Kalau macet itu sudah masalah lama, tapi Pak Anies buat kendaraan umum terintegrasi, jalanan pelan- pelan sudah tidak macet, dan bis- bis yg dulu liar jadi tersistem,” ungkapnya.
Anak kedua dari dua bersaudara ini mengungkapkan, dia menggunakan baju Anies sebagai upaya mendukung Anies nyapres. Dia juga mengajak saudara serta tetangga untuk menyamakan frekunsi.
“Dan saya kerahkan semua teman- teman saya yang di daerah, yang seprofesi dengan saya untk kopdar. Itu dengan bensin dan operasional sendiri pastinya,” tuturnya.
Debby mengaku, akan melakukan apa yang dia bisa termasuk apabila diminta untuk memberi arahan ke milenial.
Sebagai manusia, wajar rasanya jika muncul rasa jenuh. Namun, Debby mengungkapkan, selama menjadi relawan, dia tidak merasakannya.
“Alhamdulillah karena tujuan saya ikhlas mau ada perubahan. Dan, Alhamdulillah suami dan keluarga juga dukung. Insya Allah dengan keringat dan keikhlasan, Pak Anies bisa menang karena saya hanya ingin indonesia berubah,” pungkasnya. [rif]