Scroll untuk baca artikel
Terkini

Kemenkes: COVID-19 Bakal Berakhir Jadi Endemi

Redaksi
×

Kemenkes: COVID-19 Bakal Berakhir Jadi Endemi

Sebarkan artikel ini

Kasus positif terus melandai, namun COVID-19 tak akan hilang sama sekali.

BARISAN.CO Meski parameter penilaian COVID-19 terus melandai, bukan berarti virus ini bakal hilang sama sekali.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengatakan, kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan mutasi virus tetap harus dilakukan.

Melandainya kasus COVID-19 di Indonesia didasarkan pada penilaian mulai dari angka kasus hingga penggunaan tempat tidur perawatan COVID-19.

Mohammad Syahril mengatakan, parameter pertama terlihat penurunan kasus konfirmasi mingguan sejak Agustus minggu ketiga.

Saat ini, kata dia, rata rata angka kasus harian COVID-19 berkisar di angka 2000 kasus. Hal ini dibarengi dengan penurunan positivity rate mingguan menjadi 6.38% dalam minggu terakhir.

“Demikian halnya dengan kasus kematian juga mengalami penurunan menjadi 123 per minggu, atau rata-rata di bawah 20 per hari,” kata dr. Mohammad Syahril, Jumat (30/9/2022) kemarin.

Penurunan angka kasus juga dibarengi dengan penurunan angka perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit, di mana BOR terus mengalami penurunan dari angka 5% pada 10 September menjadi 4.83% saat ini.

Meski demikian, dr. Mohammad Syahril mewanti-wanti bahwa masih ada 8 provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan kasus selama satu minggu terakhir yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Bangka Belitung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utama.

Pandemi menjadi Endemi

Ke depan, status COVID-19 di Indonesia akan pelahan-lahan turun dari pandemi menjadi endemi. Berbeda dari pandemi yang penuh ketidakpastian, endemi adalah sesuatu yang sering ada dan lebih bisa diatasi.

Contohnya HIV. Sebagai jenis virus endemik, HIV belum hilang, tetapi sudah ada terapi dan metode pencegahan dan orang tidak merasa takut seperti sebelumnya.

Mohammad Syahril mengatakan Indonesia bakal mengadopsi strategi WHO untuk penanganan COVID-19 ke depan.

Pertama, pemerintah bakal terus lakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi COVID-19 masih ada dengan risikonya.

Kedua, melakukan vaksinasi dosis satu, dosis dua, hingga vakasinasi booster.

Ketiga, memastikan sistem pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Serta upaya pengendalian secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Secara khusus, lanjut dr. Mohammad Syahril, juga akan dilakukan penguatan upaya surveilans mulai dari penguatan ketahanan masyarakat, peningkatan sistem kewaspadaan diri dan respons yang ada di puskesmas, serta peningkatan ketahanan rumah sakit.

“Kesiapan masyarakat untuk tetap waspada termasuk betul-betul menyiapkan langkah kita menuju endemi, paling penting dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk disiplin memakai masker,” tutup dr. Syahril. [dmr]