Pemerintah meyakini defisit APBN 3% dan utang dalam batas aman akan tercapai melalui komitmen konsolidasi fiskal pada tahun 2023.
BARISAN.CO – Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 nanti dapat kembali ke maksimal 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Seperti diketahui, tekanan akibat pandemi dua tahun terakhir telah melahirkan UU Nomor 2 tahun 2020 yang memberi keleluasaan bagi pemerintah menyusun APBN dengan defisit melebihi 3 persen.
“Defisit APBN akan kita rancang di sekitar 2,61 sampai dengan 2,85 persen dari PDB,” ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam Mid Year 2022 Economic Outlook Bisnis Indonesia, Selasa (2/8/2022).
“APBN kita upayakan menjadi lebih sehat. Ini akan menjadi jalan yang baik supaya tahun 2023 APBN bisa memenuhi amanat UU 2/2020 yaitu dengan defisit di bawah 3 persen,” lanjutnya.
Setelah defisit sempat melebar hingga 6,09 persen terhadap PDB pada tahun 2020, kemudian 4,65 persen terhadap PDB tahun 2021, pemerintah menargetkan defisit terus menyusut hingga mencapai 4,5 persen pada 2022.
Adapun amanat ambang batas defisit maksimal 3 persen terhadap PDB tercantum dalam penjelasan Pasal 12 ayat (3) UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Dalam upayanya menuju defisit kembali ke 3 persen terhadap PDB pada APBN 2023 nanti, menurut Suahasil, langkah-langkah konsolidasi fiskal terus dilakukan secara hati-hati sehingga penurunan defisit tidak menimbulkan syok pada perekonomian.
“Pemerintah akan menjaga APBN tetap fleksibel, antisipatif, dan responsif dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi, inflasi, dan dampak geopolitik dunia,” katanya. [dmr]