Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Kemiskinan dan Tanggung Jawab Agama

Redaksi
×

Kemiskinan dan Tanggung Jawab Agama

Sebarkan artikel ini

Kemiskinan merupakan persoalan kemanusiaan yang dihadapi umat manusia. Sedangkan agama hadir, menuntun untuk berperan aktif dalam menanggulanginya. Sebagaimana agama berfungsi sebagai keyakinan yang memiliki peran keumatan yakni menjawab persoalan umat manusia.

Ketika kemiskinan adalah persoalan kemanusiaan, pada hakikatnya juga merupakan masalah agama pula. Artinya, agama tidak dapat lepas tangan jika ingin mengentaskan kemiskinan umat. Sebab kehadiran agama selain menjawab persoalan umat, ia memberikan konsep pembebasan dari penjajahan hidup di dunia.

Perihal kemiskinan, dalam agama Islam ada istilah fakir dan miskin. Tentu hal ini memiliki pengertian tersendiri. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, miskin artinya tidak berharta benda, serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Sedangkan fakir artinya sebagai orang yang sangat berkekurangan atau sangat miskin.

Menurut kitab suci al-Quran terdapat ayat-ayat yang menyebut tentang kemiskinan. Namun tidak terdapat definisi tentang apa yang dimaksud dengan kemiskinan. Begitu pun juga tentang istilah fakir. Sehingga arti dari kemiskinan berdasarkan ijtihad atau kalau saat ini berdasarkan pandangan pemerintah dan dunia.

Terlepas dari definisi tersebut, bahwa manusia diciptakan dalam posisi yang mulia. Maka agama Islam memiliki peran penting dalam memberantas kemiskinan. Jika agama sebagai solusi, maka agama memberikan jalan pemecahannya.

Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah: 268:

Setan menjanjikan (menaku-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Sedangkan Nabi Muhammad Saw bersabda:

 “Kefakiran (kemiskinan) itu mendekatkan pada kekufuran.”(HR.Muttafaq Alaih).

Agama Islam hadir sebagai bentuk pembebasan umat yang tertindas. Persoalan kemiskinan Rasulullah Saw mengajarkan kepada umatnya untuk terlindung dari kemiskinan dan kefakiran:

 “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kemiskinan.” Salah seorang sahabat bertanya, ‘Apakah keduanya itu setara?’ Beliau menjawab, ‘Ya, benar.” (HR. Abu Daud).

Beragam solusi mengentaskan kemiskinan ada pada agama Islam. Seperti bagaimana hubungan antara orang kaya dengan orang miskin. Begitu juga dengan konsep filantropi Islam seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Bahkan pendidikan juga memiliki tanggung jawab, sebagaimana kata Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Bazis DKI Jakarta Saat Suharto Amjad, “Pendidikan alat untuk mengentaskan kemiskinan, maka concern kepada orang yang tidak mampu dalam biaya pendidikan.”

Maka kembalilah ke jalan agama dengan jalan yang lurus dan di ridhoi.