Scroll untuk baca artikel
Terkini

Kepala Markas PMI DKI Jakarta Ungkap Pelayanan Kemanusiaan Bukan Hanya Donor Darah

Redaksi
×

Kepala Markas PMI DKI Jakarta Ungkap Pelayanan Kemanusiaan Bukan Hanya Donor Darah

Sebarkan artikel ini

Kepala Markas PMI DKI Jakarta, Andi Angger Sutawijaya mengungkapkan, pelayanan kemanusiaan di PMI bukan hanya donor darah.

BARISAN.CO – Saat mendengar nama organisasi Palang Merah Indonesia (PMI), banyak di antara masyarakat yang langsung berpikir itu adalah organisasi untuk donor darah.

Namun, Kepala Markas PMI DKI Jakarta, Andi Angger Sutawijaya mengungkapkan, ada pelayanan lain yang dilakukan oleh PMI, khususnya di DKI Jakarta.

“Jika flashback ke sejarah, lahirnya gerakan Palang Merah di Indonesia itu erat kaitannya dengan proses diplomasi kemerdekaan Indonesia. Jadi, usia PMI dan Republik ini hanya beda 1 bulan, kalau Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan tahun ini genap berusia 77 tahun. Gerakan PMI juga berusia sama di tanggal 17 September,” kata pria yang akrab disapa Angger itu di acara Mimbar Virtual Mengorganisasi Kepedulian pada Rabu (14/9/2022)

Dia menambahkan, pada kelahirannya, PMI bukan hanya bertujuan untuk melayani korban perang revolusi kemerdekaan, tapi juga bentuk diplomasi Indonesia sebagai negara ke dunia internasional bahwa Indonesia telah merdeka dan ikut serta dalam ketertiban dunia dan pelayanan kemanusiaan melalui gerakan ini.

“Jadi, secara historical, lahirnya PMI cukup dekat dengan proses diplomasi yang kita lakukan dengan dunia internasional. Tapi, memang pelayanan kemanusiaan yang dilakukan oleh PMI seolah-olah hanya melakukan aktivitas donor darah dan kami memaklumi itu karena dari sisi penerima manfaat terbesar kami adalah mereka yang kemudian mau mendonorkan darah dan mereka yang membutuhkan darah untuk proses transfusi,” tambahnya.

Akan tetapi, ternyata PMI memiliki memiliki pelayanan kemanusiaan lainnya.

“Kami sebenarnya melakukan pelayanan kemanusiaan lainnya di DKI Jakarta yang kami selenggarakan, seperti menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan, spirit kesetiakawanan sosial, dan bagaimana kemudian bisa menyelenggarakan hidup bersih dan sehat mulai dari kalangan remaja bahkan kami juga mengintevensi adik-adik mulai dari level SD, SMP, SMA melalui gerakan PMR,” lanjutnya.

Selain di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah, Angger menyebut, PMI juga melakukannya di tingkat universitas melalui korps sukarela.

“Itu kami lakukan dalam rangka mendesiminasi nilai-nilai kepalangmerahan, kemanusiaan. Kami juga melakukan pelayanan seperti ambulance gratis, pelatihan pertolongan pertama, sosialisasi kesehatan, dan lain-lain,” jelasnya.

Dalam mengelola kepedulian masyarakat, Angger menyampaikan, PMI selama ini menjadi penghubung.

“Kalau ngomong donor darah, sebenarnya kami penghubung dari orang yang mau donor darah, kami kelola, kemudian kami distribusikan ke rumah sakit-rumah sakit di mana di dalam rumah sakit itu ada orang-orang yang membutuhkan donor darah,” lanjutnya.

Dalam konteks lain, Angger mengatakan, PMI DKI Jakarta juga akan respon penanggulangan bencana alam.

“Kami mengorganisir kepedulian dari masyarakat yang percaya pada PMI, lalu kami distribusikan dan kelola kepercayaan itu agar bisa menjadi dampak yang senyata-nyatanya bagi masyarakat yang terdampak bencana,” lanjutnya.

Dari semuanya itu, Angger menyimpulkan kata kunci dalam mengelola kepedulian masyarakat adalah nama baik.

“Nama baik ini menjadi salah satu aset yang paling berharga, harus kita jaga sepenuh hati. Ada seorang bijak bilang, hanya nama baik yang kita punya, maka jaga itu baik-baik,” pungkasnya.