Begitu juga alasan begitu banyak TKA China yang dikirim untuk melatih tenaga kerja lokal untuk operasional lantaran mereka sebelumnya tak bisa dikirim ke China dengan alasan pandemi juga sebagai alibi yang dibuat-buat.
Untuk proyek strategis nasional, alasan pandemi tak terlalu kuat. Apalagi ini proyek kebanggaan Presiden Jokowi.
Untung Saja Masih dalam Impian
Kapan kereta cepat untung? Untung masih dalam impian karena kereta cepat impas saja baru diperkirakan 80 tahun setelah pengoperasian. Namun, Pemerintah sudah ngebet untuk melanjutkan kereta cepat sampai Surabaya.
Sikap Pemerintah itu tercermin dari pernyataan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dengan tegas, Luhut bilang akan kembali menggandeng China. Luhut lupa sepertinya, jabatannya akan berakhir pada 2024.
Jadi, kepada siapa saja jangan terlalu berharap kereta cepat segera untung. Balik modal saja diperkirakan baru 80 tahun kemudian. Kalau tak meleset?
Jangan-jangan seperti pernah dikatakan oleh ekonom senior Faisal Basri kereta cepat sampai kapan pun tak bakal merasakan nikmatnya keuntungan.
“Lagi pula saya naik kereta cepat tidak bisa berhenti di tengah kota Bandung. Saya harus berhenti di Padalarang, turun kereta naik kereta lagi. Mana ada proyek konyol di dunia ini.
Akibatnya biaya membengkak, sehingga ini proyek rugi yang saya katakan ini sampai kiamat,” kata Faisal Basri seperti dikutip dari CNBC Indonesia, 28 Desember 2021.[]