BARISAN.CO – Rukun iman berasal dari dua kata rukun dan iman, rukun artinya pilar atau tiang sedangkan iman artinya percaya. Jadi rukun iman adalah pilar keimanan yang harus diyakini oleh umat Islam.
Di dalam agama Islam tiang atau pilar terseut ada enam rukun iman yang harus diyakini dan bahkan hendaknya untuk dihafal. Selain itu mampu menjelaskan, membiasakan diri dan menyebutkan macam-macam rukun iman dengan benar.
Biasanya di sekolah, acapkali diperintahkan untuk membuat gambar pohon rukun iman dengan benar. Juga menyebutkan pengertian dan makna serta mampu menyebutkan dalilnya.
Adapun dalil tersebut yakni, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 285:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Artinya: “Sesungguhnya apa yang diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad, itu adalah kebenaran dari Allah. Ia telah mengimaninya. Begitu juga orang-orang Mukmin yang bersamanya. Mereka semuanya beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan Rasul-rasul-Nya. Mereka menyamakan penghormatan dan keimanan kepada rasul-rasul Allah dengan mengatakan, “Kami tidak membeda-bedakan rasul-rasul-Nya, satu dengan yang lainnya.” Dan mereka menegaskan keimanan hati dengan ungkapan lisan seraya menengadah kepada Allah, “Ya Tuhan, kami dengar pesan-pesan-Mu dan kami ikuti, maka berikanlah kami ampunan, ya Allah. Hanya kepada-Mulah tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285).
Firman Allah Swt di atas menegaskan bahwasanya umat Nabi Muhammad wajib mengimaninya. Berikut ini akan dijelaskan arti, makna dan penjelasan 6 rukun iman dilengkap dengan dalilnya, baik dalil aqli maupun naqli.
6 Rukun Iman
Inilah 6 rukun iman yang wajib umat Islam imani dan bahkan hendaknya untuk dapat dihafalkan dan memahami maknanya.
1. Iman kepada Allah
Arti iman kepada Allah adalah mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati bahwa Allah Swt adalah maha yang sempurna dan membuktikan dengan amal perbuatan.
Jadi bukan sekadar mengucapkan dengan lisan, tapi benar-benar meyakini dalam hati dan mengamalkan dalam perilaku dan tindakan, bahwasanya hanya Allah Swt yang patut disembah. Hal ini sebagaimana kisah Nabi Musa, Allah Swt berfirman dalam surah Al-Qashash ayat 30:
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya: “Sampai di depan api yang dilihatnya, tiba-tiba dari arah samping kanan pohon yang tumbuh di bumi yang diberkahi, di samping bukit Sinai, Mûsâ mendengar seruan dari langit, “Wahai Mûsâ, sesungguhnya Aku adalah Allah. Tidak ada yang patut disembah selain Aku. Akulah Pencipta, Pengawas dan Penjaga alam semesta.”” (QS. Al-Qashash ayat 30)
Nabi Musa saja diperintahkan Allah Swt untuk mempercayai dan mengimani Allah, satu-satunya Tuhan yang patut disembah. Sebab Allah Swt adalah pencipta, pengawas dan penjaga alam semesta.
2. Iman kepada malaikat
Iman kepada malaikat adalah meyakini dan mempercayai bahwasanya Allah Swt telah menciptakan malaikat yang diberi wewenang atau tugas untuk mengatur alam semesta.
Adapun jumlah malaikat yang harus diimani berjumlah 10 malaikat. Adapun 10 malaikat tersebut yakni Jibril, Israfil, Mikail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan. Malaikat diciptakan Allah Swt dari cahaya, yang mana malaikat-malaikat tersebut memiliki tugas masing-masing.
Adapun tugas malaikat tersebut yakni:
1. Malaikat Jibril Bertugas menyampaikan Wahyu
2. Malaikat Mikail bertugas Membagi Reski
3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala
4. Malaikat Israil bertugas mencabut nyawa
5. Malaikat Munkar Bertugas Bertanya didalam kubur
6. Malaikat Nakir Bertugas Menyiksa dalam kubur
7. Malaikat Rakib Bertugas Mencatat Amal Baik
8. Malaikat Atid bertugas mencatat Amal Buruk
9. Malaikat Ridwan menjaga pintu Surga
10. Malaikat Malik menjaga pintu Neraka
Allah Swt berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 19:
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ
Artinya: “Hanya hak Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi, baik hak cipta maupun hak milik. Oleh karena itu, hanya Dialah yang pantas disembah. Malaikat-malaikat yang dekat di sisi-Nya itu tidak pernah sombong untuk beribadah dan selalu tunduk kepada-Nya. Mereka tak pernah merasa lelah dan bosan melakukan ibadah yang lama, siang dan malam.” (QS. Al-Anbiya: 19)
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Arti iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Salah satu kitab suci bagi umat Islam yakni Al-Quran, maka wajib diimani dan bahkan menjadi amalan yang wajib dipelajari.
Adapun iman kepada kitab-kitab Allah swt yang wajib diyakni ada empat kitab, selain Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yakni kitab taurat yang diturunkan kepada nabi Musa. Kitab zabur diturunkan kepada nabi Dauh dan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa.
Allah Swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya: “Risalah-risalah samawi pada hakikatnya adalah satu, karena yang mengutus para rasul hanya satu pula: Allah Swt. Maka tunduklah, wahai orang-orang yang beriman, kepada Allah dan ikhlaskan dirimu kepada-Nya. Percayalah kepada Nabi Muhammad dan apa yang dibawa dalam al-Qur’ân yang diturunkan kepadanya, dan laksanakanlah. Percayalah kepada kitab-kitab suci yang turun sebelumnya seperti saat diturunkan tanpa penyelewengan dan kealpaan. Barangsiapa yang ingkar kepada Allah, Sang Pencipta, malaikat, alam gaib, kitab-kitab Allah dan rasul-rasul-Nya, serta hari akhir, maka ia telah tersesat dari jalan yang benar dan berada dalam jalan kesesatan.” (QS. An-Nisa: 136)
4. Iman kepada Rasul
Iman kepada rasul artinya mempercayai bahwa Allah Swt mengutus rasulrasul- Nya untuk menjadi teladan bagi umat manusia.
Ada perbedaan nabi dan rasul sebab tidak semua nabi adalah rasul. Akan tetapi semua rasul adalah seorang nabi. Allah Swt berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 164
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya: “Allah telah berbuat baik kepada orang-orang Mukmin terdahulu yang hidup bersama Nabi, dengan mengutus kepada mereka seorang rasul dari bangsa mereka sendiri. Yaitu, seorang rasul yang membacakan ayat-ayat kitab suci, membersihkan mereka dari keyakinan yang salah, dan mengajari mereka ilmu al-Qur’ân dan teladan. Sebelum diutusnya rasul itu, mereka berada dalam kebodohan, kebingungan dan perasaan tidak berarti.” (QS. Ali-Imran: 164)
5. Iman kepada hari akhir (kiamat)
Iman kepada hari kiamat artinya meyakini dan percaya bahwa Allah Swt telah menciptakan alam semesta beserta isinya dan semuanya ini akan hancur.
Allah Swt berfirman dalam surah Al-Hajj ayat 7:
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Artinya: “Penciptaan manusia dan penumbuhan tanaman yang telah disebut tadi adalah suatu saksi bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, yang menghidupkan orang mati pada hari pembangkitan, yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hal itu pun menjadi suatu bukti bahwa hari kiamat benar-benar akan datang berdasarkan perwujudan janji-Nya, serta menjadi saksi bahwa Dia menghidupkan orang mati dari kuburnya untuk diadili dan diberi balasan.” (QS. Al-Hajj: 7)
6. Iman Qada dan Qadar (Takdir)
Arti iman kepada qada dan qadar adalah meyakini dan mempercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi pada mahluknya.
Allah Swt berfirman dalam surah Al-Hadid ayat 22:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: “Semua musibah yang terjadi di bumi seperti kekeringan, kurangnya buah-buahan dan lain-lain, atau yang terjadi pada diri kalian seperti sakit, miskin, mati dan lain-lain, telah tercatat dalam al-Lawh al-Mahfûzh dan telah ada dalam ilmu Allah sejak sebelum semuanya terjadi. Hal itu sangat mudah bagi Allah, karena ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 22).
Demikianlah 6 rukun iman yang mana umat Islam wajib meyakininya dan bahkan untuk menghafalnya. Semoga bermanfaat.