KERETA API malam Semarang-Jakarta yang ditumpangi Handi berhenti sebelum masuk Bekasi dini hari. Ia terjaga di kereta VIP yang jadi gaduh para penumpang.
Badai menggelap di kaca berkabut, tapi ada senyum meneduhkan dari perempuan berseragam dengan microphone yang baru saja memberi pengumuman untuk segenap penumpang.
Rupanya banjir membuat kereta berhenti dan menunda perjalanan dalam waktu tidak bisa dipastikan. Seorang perempuan muda berwajah mengingatkan pada Lee Ji-eun, artis Korea dalam film seri “My Mister” — lalu apa dirinya Lee Sun-kyun, lawan mainnya.
Dari emblem di dadanya tertulis nama Srengenge, nama yang unik tapi seindah sosok semampai dalam busana coklat membentuk tubuhnya.
Berulang dia memberi pemberitahuan, disertai pemohonan maaf dan permintaan agar segenap penumpang tetap tenang.
Dingin air condition dalam badai menambah dingin dini hari. Handi mengatupkan jaket, meski pikirannya tertuju pada Srengenge yang berbusana tergolong sexy.
Sambil memberi senyum ia bersyarat agar Srengenge mengenakan jaket. Tapi si dia cukup memberi angguk senyum.
Ingin ia menulis puisi dalam ponsel, tapi bagaimana mungkin tanpa riset, batin isengnya. Untuk memancing ia pun berisyarat minta selfi bersama si Ji-an.
Seperti terbawa suasana badai, dia mengangguk seraya menghampiri. “Untuk para penyair se Nusantara,” alasannya, “bahwa saya selfi bersama Lee Ji-eun.” Dia tertawa, tukasnya, “nonton My Mister juga ya?”
Handi pun mengangguk, “saya selalu pesimis nonton drakor di episode ketiga, tapi untuk My Mister saya nonton sampai akhir, tanpa ada yang saya lewati.” Si Ji-eun terlonjak seperti mendapat teman bermain, “saya malah nonton dua kali,” cetusnya.
Tak mau kalah Handi menukas, “saya nonton tiga kali. Seperti gemas, merentak Srengenge duduk di hadapan Handi.