Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Kisah Asma Binti Abu Bakar, Pelajaran Bersikap Kepada Orang Tua Non-Muslim

Redaksi
×

Kisah Asma Binti Abu Bakar, Pelajaran Bersikap Kepada Orang Tua Non-Muslim

Sebarkan artikel ini

Kisah Asma binti Abu Bakar pemilik gelar Dzatun Nithaqaini, pelajatan tentang sikap anak terhadap orang tua yang tidak seagama atau non-muslim

BARISAN.CO – Kisah Asma binti Abu Bakar memberikan pelajaran bahwa sikap anak terhadap orang tua yang tidak seagama sebagaimana tuntunan ajaran Islam adalah penting untuk ditekankan. Sebab Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, agam yang tidak membenci ataupun memusuhi orang yang beda agama.

Hal ini tidak dapat lepas pesan Rasulullah semasa hidupnya untuk senantiasa mejaga hubungan baik antar manusia terutama hubungan dengan yang berbeda agama atau non-muslim. Berikut ini kisah Asma binti Abu Bakar mempunyai ibu non-muslim.

Meski Asma memiliki ibu yang beragama selain Islam, Rasulullah memerintahkan putri Abu Bakar tersebut untuk senantiasa berbakti. Dalam suatu riwayat Bukhari, Rasulullah Rasulullah meminta kepada Asma’ binti Abu Bakar, agar selalu berbuat baik kepada ibunya, meskipun ibunya belum masuk Islam.

Menurut hadits sahih Bukhari dalam keterangannya menyebutkan, Abu Bakar memiliki istri bernama Qatilah. Menurut sebagian sejarawan, Qatilah tidak memeluk agama Islam, sehingga dia diceraikan oleh Abu Bakar pada masa jahiliyyah.

Setelah Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah, Qatilah pergi ke Madinah untuk menemui putri tercintanya, Asma binti Abu Bakar. Ibu Asma yakni Qatilah datang dengan perasaan bahagia, sembari membawa hadiah untuk putri tercintanya.

Sesampainya bertemu putrinya, Qatilah memberikan hadiah tersebut. Tapi sayangnya putri tercintanya menolak pemberian hadiah tersebut, penolakan lantaran ibunya dianggap belum memeluk agama Islam.

Kejadian tersebut lalu dilaporkan kepada Rasulullah Saw, lalu Rasul meminta Asma binti Abu Bakar untuk selalu menjaga hubungan baik dengan ibunya, meski berbeda agama.

Berkah nasihat Rasul, Asma menyadari pentingnya hubungan anak dan ibu dan tentunya hubungan terhadap orang tua yang tidak seagama.

Kemudian Asma tumbuh menjadi wanita cemerlang yang senantiasa mengabdi kepada agama Islam, dan terus berjuang demi membela agama Allah Swt. Atas kegigihan Asma bin Abu Bakar mendapatkan gelas Dzatun Nithaqaini yang artinya wanita yang memiliki dua selendang.

Dari kisah Asma binti Abu Bakar mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga hubungan dengan non-muslim. Terlebih sikap anak terhadap orang tua yang tidak seagama, sehingga anak menyadari pentingnya hubungan keduanya. [Luk]