Scroll untuk baca artikel
Terkini

Klaster Sekolah Bermunculan, Sejumlah Skenario Perlu Disiapkan

Redaksi
×

Klaster Sekolah Bermunculan, Sejumlah Skenario Perlu Disiapkan

Sebarkan artikel ini

Klaster sekolah bermunculan di kota besar di Indonesia. Pemerintah belum memutuskan untuk menghentikan PTM.

BARISAN.COLonjakan kasus Covid-19 mulai terjadi di beberapa kota besar. Di Jakarta dan Depok, virus ditemukan menyebar dalam klaster sekolah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyampaikan, total sudah ada 90 sekolah dari berbagai jenjang menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) karena temuan kasus positif Covid-19 varian Omicron.

Sekolah tersebut terdiri dari 11 taman kanak-kanak, 25 sekolah dasar, 17 sekolah menengah pertama, 30 sekolah menengah atas, dan 5 sekolah menengah kejuruan, serta 10 pusat kegiatan belajar masyarakat.

Di Depok, sebanyak 18 sekolah dihentikan aktivitasnya setelah ditemukan 197 kasus positif. Meski begitu, belum ada keputusan PTM dihentikan. Sudah hampir satu minggu Kota Depok menggelar PTM 100 persen.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, mengatakan, pemerintah daerah di Jabodetabek tak perlu menunggu untuk menghentikan PTM karena kasus semakin hari terus meningkat. Pemerintah pusat pun harus segera dan tegas bertindak dalam penanganan pandemi Covid-19.

Di Istana, Presiden Joko Widodo mengklaim telah punya sejumlah persiapan menghadapi lonjakan kasus harian.

“Belajar dari lonjakan kasus varian Omicron yang sudah terjadi terlebih dahulu di berbagai negara, pemerintah sudah melakukan banyak persiapan untuk menghadapinya,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (28/1/2022).

Pemerintah, kata Presiden, telah melakukan perbaikan berbagai sarana dan prasarana fasilitas kesehatan yang disesuaikan dengan karakter varian Omicron yang berbeda dengan sebelumnya dan juga membutuhkan penanganan yang berbeda.

Salah satunya melalui layanan telemedisin, aplikasi layanan kesehatan sehingga dapat mengurangi beban fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.

“Ini penting agar fasilitas kesehatan kita dapat lebih fokus menangani pasien dengan gejala berat maupun pasien-pasien penyakit lain yang membutuhkan layanan intensif,” ungkap Jokowi.

Jokowi menambahkan tidak semua kasus Covid-19 butuh layanan kesehatan langsung karena gejalanya tidak membahayakan. Namun, Presiden menekankan pentingnya meminimalkan kontak guna mencegah penyebaran yang lebih luas.

“Ketika hasil tes PCR saudara positif tanpa ada gejala, silakan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 5 hari. Bila ada gejala batuk, pilek, demam, silakan gunakan layanan telemedisin, atau ke puskesmas atau dokter terdekat,” tutur dia. [dmr]