Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Konsumen Jadi Kunci Industri Fesyen Lebih Berkelanjutan

Redaksi
×

Konsumen Jadi Kunci Industri Fesyen Lebih Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini

Mode berkelanjutan dan sirkularitas dalam rantai nilai tekstil mungkin terjadi, namun abad ini konsumen dunia membeli lebih banyak pakaian dan memakainya dalam waktu yang lebih singkat daripada sebelumnya, membuang pakaian secepat perubahan tren.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) memelopori inisiatif menuju dunia tanpa limbah. Ellen Macarthur Foundation, mitra UNEP, memperkirakan satu truk penuh tekstil yang ditinggalkan dibuang ke TPA atau dibakar setiap detik.

Serat plastik mencemari lautan, air limbah, pewarna beracun, dan eksploitasi pekerja bergaji rendah. Fast fashion adalah bisnis besar, dan sementara biaya lingkungan meningkat, sehingga para ahli mengatakan ada cara lain mengatasi hal tersebut, yakni melalui ekonomi sirkular.

Konsumen Jadi Kunci Industri Fesyen Lebih Berkelanjutan

Pada Konferensi Iklim PBB (COP27) tahun lalu di Mesir, UNEP dan Global Fashion Agenda (GFA) mengadakan acara tentang ‘Sistem Sirkular untuk Industri Mode Net Positif’, yang menarik para pemimpin industri untuk membahas rute menuju ekonomi sirkular untuk industri, dengan lebih sedikit limbah, lebih sedikit polusi, lebih banyak digunakan kembali, dan lebih banyak daur ulang.

Sekarang, UNEP dan GFA mempelopori konsultasi di seluruh industri fesyen untuk menentukan jalur menuju net-positif—artinya industri yang memberi lebih banyak kepada dunia daripada yang diambil. UNEP juga membuat peta jalan menuju keberlanjutan dan sirkularitas dalam rantai nilai tekstil dan berupaya mengubah narasi sektor, melihat peran konsumsi dengan pedoman komunikasi mode berkelanjutan.

Namun, kunci untuk membuat industri ini lebih berkelanjutan adalah konsumen. Jika ingin industri fesyen mengadopsinya, maka sebagai konsumen, kita perlu memerhatikan bagaimana pakaian dibuat dan dari mana asalnya, serta menunjukkan kepedulian ini melalui apa yang kita beli. Sehingga, pasar akan merespons.

Berikut ini cara menjadi konsumen yang bertanggung jawab:

  1. Beli yang paling etis
  2. Mengurangi konsumsi dapat menghemat uang dan mengurangi kerusakan lingkungan. Itu adalah sesuatu yang sebagian besar dari kita dapat lakukan dan tidak memerlukan biaya sepeser pun.
  3. Daur ulang pakaian menjadi sesuatu yang diinginkan
  4. Beli pakaian second-hand
  5. Cari label terpercaya. Ada banyak label etis, namun beberapa lebih dapat dipercaya dan ketat dari yang lain, maka cek label tersebut, misalnya di Cruelty Free International, Fairtrade Foundation, dan lainnya.
  6. Sewa pakaian
  7. Kenakan pakaian lebih lama
  8. Periksa Indeks Transparansi Mode untuk melihat peringkat perusahaan dalam hal transparansi

Selain itu, pastikan untuk membeli yang kita butuhkan. Mungkin, kita tergoda dengan berbagai pilihan trend fashion yang saat ini sedang menjamur.

Mengutip EurekAlert!, Diana Ivanova dari Norwegian University of Science and Technology bersama rekan-rekannya menemukan, konsumen secara langsung bertanggung jawab atas 20% dari semua dampak karbon.

“Kita semua suka menyalahkan orang lain, pemerintah atau bisnis. Tapi, antara 60-80% dampak di planet ini berasal dari konsumsi rumah tangga. Jika kita mengubah kebiasaan konsumsi kita, ini juga akan berdampak drastis pada jejak lingkungan kita,” jelasnya.