Scroll untuk baca artikel
Blog

Indonesia Sibuk Ngurus Tingkat Kepuasan, Dunia Justru Publikasikan Tingkat Kebahagiaan

Redaksi
×

Indonesia Sibuk Ngurus Tingkat Kepuasan, Dunia Justru Publikasikan Tingkat Kebahagiaan

Sebarkan artikel ini

KETIKA lembaga survei di Indonesia hampir seragam dan kompak menyigi tingkat kepuasan kepada seorang presiden justru di luar negeri serius mengukur tingkat kebahagiaan warganya.

Padahal tingkat kepuasan itu absurd. Kepuasan manusia itu tidak ada batasnya. Kepuasan itu sifatnya material. Sedangkan kebahagiaan itu ada di dalam hati.

Pejabat sudah kaya masih saja korupsi. Istri sudah punya satu masih ingin nambah kalau bisa sampai empat. Mobil tak cukup satu kalau bisa semu merek ada di garasi. Kepuasan itu nggak ada batasnya!

Dalam KBBI daring kebahagiaan sifatnya berupa kesenangan lahiriah. Sedangkan kebahagiaan berupa ketentraman yang sifatnya lahir dan batin.

Untuk soal indeks kebahagiaan, Indonesia patut mencontoh Finlandia. Negara Skandinavia ini kembali dinobatkan sebagai negara yang bangsanya paling bahagia di dunia.

Seperti dilaporkan World Happiness Report, Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia lima tahun berturut-turut.

Dikutip dari Asiatoday.id yang menukil pendapat psikolog Finlandia, Frank Martela, ada tiga hal yang membuat orang-orang di negara tersebut menikmati kehidupannya.

Dalam laporan yang diterbitkan pada 2022 dengan melibatkan 156 negara, nilai yang diukur meliputi dukungan sosial, harapan hidup, kemurahan hati, dan tidak adanya korupsi.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan bangsa Finlandia bisa bahagia dengan kehidupannya? Frank menyebut setidaknya ada tiga yang yang mereka tidak lakukan sehingga memiliki kualitas hidup yang tinggi.

Pertama, tidak membandingkan diri dengan tetangga.

Kalau di Indonesia ada lagu yang berjudul “ojo dibandingke”. Di Finlandia juga memiliki istilah yang mirip artinya, “kell’ onni on, se onnen kätkeköön” yang artinya “jangan membandingkan atau menyombongkan kebahagiaan kita”.

Karena itu kalau di Finlandia antara orang kere dan tajir tak bisa dibedakan karena sama-sama naik angkutan umum. Sementara di Indonesia, sebaliknya antara si kaya dan si miskin sangat kontras.

Kebahagiaan di Finlandia mereka buat standar sendiri. Mereka tidak sibuk menonjolkan atau membandingkan kekurangan dengan orang lain.

Kedua, tidak mengabaikan manfaat alam.

Warga Finlandia sangat mencintai alam. Udara mereka juga termasuk yang paling bersih di dunia. Bagi mereka alam sangat penting karena itu harus lestari.

Di Finlandia, karyawan atau buruh mendapatkan hak berlibur musim panas selama empat pekan.

Ini kebalikan dengan di Indonesia, justru Perppu UU Omnibuslaw mengkorting hari libur buruh yang awalnya dua kali sepekan kini tinggal sehari saja.

Waktu sebulan tersebut oleh warga Finlandia digunakan untuk berlibur ke hutan dan perdesaan. Menghindari rutinitas dan meminimalisir penggunaan listrik dan energi lainnya, justru membuat mereka semakin tentram dan bahagia.

Ketiga, tidak memutus lingkaran kepercayaan sesama warga.

Orang Finlandia saling percaya dan menghargai kejujuran. Jika seseorang ketinggalan laptop atau telepon genggam di perpustakaan atau di kafe, yakin akan kembali alias tidak hilang.

Tiga hal yang tidak dilakukan adalah bagian dari aksi praksis orang Finlandia dalam mewujudkan kebahagiannya.

Sedangkan wujud filosofis yang membuat orang Finlandia bahagia cukup diungkapkan dalam satu istilah yaitu ‘Sisu’. Tetapi maknanya sangat dalam dan luas.

Dalam buku “Hidup Sehat dan Seimbang ala Orang Finlandia” disebut, Sisu adalah ketangguhan dan keuletan unik khas warga Finlandian saat menghadapi kesukaran. Sikap inilah yang membuat warga Finlandia memiliki gaya hidup dan memegang kendali atas dirinya.

Mereka memiliki gaya hidup yang lebih mudah tetapi tidak jalan pintas, hidup sehat, lestari, seimbang dan terhubung dengan alam.